DENPASAR, BaliPolitika.Com– Final lomba tari virtual se- Kota Denpasar serangkaian hari jadi ke-30 Yudistira Association menjadi suguhan spesial di Gedung Dharmanegara Alaya- Art and Creative Hub, Minggu (15/11/2020). Tak hanya berkomitmen memberikan layanan hukum berkualitas, Yudistira Association juga tak main-main menyiapkan dewan juri. Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST.,MA yang telah purnabakti (pension) sejak 1 Mei 2018, Anak Agung Anom Putra, SST.,M.Si., dan Anak Agung Ketut Oka Adnyana, SST.,M.Si dilibatkan sejak awal proses penilaian karya virtual hingga final. Ketiganya menilai penampilan finalis Tari Topeng Dalem Arsa Wijaya dan Tari Topeng Keras.
Finalis Tari Margapati juga dinilai oleh tim juri kelas atas. Terdiri atas Dr. Ni Made Wiratini, SST.,MA, Tjokorda Istri Putra Padmini, SST.,M.Sn, dan Gusti Ayu Ketut Suandewi, SST.,M.Si.
Setelah melakukan penilaian kurang lebih selama 3 jam, berikut nama-nama pemenang Lomba Tari Virtual Yudistira Association edisi perdana. Untuk kategori Tari Topeng Dalem Arsa Wijaya, juara 1 diraih oleh I Made Dendi Dwi Karyana, juara II atas nama I Made Dwipayana Putra, juara III I Putu Dicka Yudistira, dan juara harapan diraih oleh I Gusti Ngurah Agung Prayoga Wibawa.
Juara I Kategori Tari Margapati diraih oleh Ni Kadek Dhya Sumitha Apsari, juara II Made Melatisna Ardhaswari, juara III Ni Ketut Angelyka Savitri, dan harapan Ni Putu Dwina Paramitha.
Kategori Tari Topeng Keras menjadi milik I Komang Putra Adi sebagai juara 1, I Made Dendi Dwi Karjana sebagai juara II, I Putu Dicka Yudistira meraih juara III, dan I Nyoman Sanjiharta Damaiesha menjadi juara harapan. “Roh kebudayaan” Bali juga menjadi perhatian serius kantor hukum yang dinakhodai I Nyoman “Ponglik” Sudiantara itu. Sebagai upaya menjaga sendi-sendi warisan budaya leluhur, Yudistira Association yang merayakan hari jadi ke-30, Minggu, 4 Oktober 2020, menggelar lomba tari virtual.
Lomba yang memperebutkan total hadiah Rp 28 juta rupiah itu dibagi atas 4 kategori, yakni Tari Margapati (15-17 tahun), Manuk Rawa (15-17 tahun), Topeng Keras (16-20 tahun), dan Topeng Arsa Wijaya (16-20 tahun). Pendaftaran gratis mulai tanggal 11 hingga 20 Oktober 2020. “Kami ngayah untuk kebudayaan Bali. Lomba tari virtual ini digelar guna memberikan ruang berkesenian bagi masyarakat di masa pandemi Covid-19. Memperebutkan total hadiah Rp 28 juta rupiah, e-sertifikat juara, dan e-sertifikat peserta,” ucap I Nyoman “Ponglik” Sudiantara yang kini mendapat amanah sebagai Ketua DPD KAI Bali.
Mempertimbangkan protokol kesehatan Covid-19, sang advokat senior menyebut lomba hanya dibuka bagi warga ber-KTP Denpasar. Secara rinci ada 7 poin yang harus diperhatikan peserta. Pertama, warga asli Kota Denpasar dibuktikan dengan menyerahkan akta kelahiran/KTP asli via whatsapp atau online. Kedua, mengisi form pendaftaran yang disediakan panitia. Ketiga, pengambilan nomor urut peserta langsung saat pendaftaran. Keempat, video dikirim pada tanggal 20-29 Oktober 2020. Kelima, ketentuan video diinformasikan oleh panitia setelah pendaftaran. Keenam, pengumuman 4 terbaik masing-masing kategori diumumkan pada 30 Oktober 2020. Ketujuh, empat penampilan terbaik masing-masing kategori akan dipentaskan ulang secara live pada Minggu, 15 November 2020 untuk menentukan juara 1, 2, 3, dan 4.
“Sagilik-Saguluk Salunglung Sabayantaka, Paras-Paros Sarpanaya, Saling Asah, Asih, Asuh. Kami, Yudistira Association yang tahun ini merayakan usia ke-30 tahun mengajak masyarakat Kota Denpasar bersatu-padu, saling mengingatkan, saling menyayangi, saling tolong-menolong di masa pandemi Covid-19 ini. Kami tulus iklas dan tanpa pamrih menggelar lomba tari virtual ini. Jele melah gelahang bareng. Dumogi setata rahayu,” ungkap pria murah senyum itu. (bp)