DENPASAR, BaliPolitika.Com– Anggota DPD RI Dapil Bali, Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa atau disingkat Arya Wedakarna (AWK) kembali dinilai memicu kontroversi. Senator peraih suara tertinggi di Indonesia, 742.718 itu “digeruduk” massa ke Kantor DPD RI, Jalan Cok Agung Tresna No. 74, Sumerta Kelod, Denpasar, Selasa (27/10/2020) siang.
“Kami memberikan pembelajaran kepada AWK agar tidak ngawur ngomong sebagai anggota DPD RI. Itu sangat meresahkan masyarakat. Masyarakat kita dibuat terombang-ambing, khususnya terkait cara berpikir terhadap keyakinan lokal Bali. Itu yang perlu kita antisipasi agar generasi muda kita tidak salah arah. AWK ini sangat merusak konsep dan cara berpikir generasi muda kita,” ucap Pinisepuh Perguruan Sandi Murthi Indonesia, I Gusti Ngurah Harta.
Statement-statement AWK seperti mempersilakan seks bebas dan menganjurkan penggunaan kondom alias alat kontrasepsi agar tidak hamil pada anak SMA di Tabanan tegasnya Ngurah Harta sangat tidak mendidik. “Karena dinas terkait dan KPAI tidak bersikap makanya kami turun. Supaya dia (AWK) berpikir kalau ingin menyampaikan sesuatu,” ungkap tokoh karismatik itu sembari menyarankan AWK untuk sering-sering berkoordinasi dengan tim ahlinya agar paham mana yang pantas dan tidak pantas diutarakan. “Apalagi AWK mengatakan menjaga tradisi budaya Bali, tapi kenapa dia malah merusak?” tanyanya.
Ungkap Ngurah Harta, selain ke Kantor DPD RI Renon, ia bersama sekitar 90 orang anggota Sandi Murti sempat singgah ke Universitas Mahendradatta, Jalan Ken Arok No. 12, Peguyangan, Denpasar Utara. “Kami ke kampus Mahendradatta, tidak ke rumah AWK karena tidak tahu kediamannya. Dia sembunyi atau gimana itu. Mobilnya ada, tapi dia tidak ada,” terangnya.
Merujuk sederet fakta di lapangan, Ngurah Harta menyebut AWK sangat merusak pluralisme di Bali. Tak tanggung-tanggung, Ngurah Harta mengatakan sosok yang dielu-elukan masyarakat Bali itu terang-terangan mengadu domba antara umat Islam dengan Hindu, Islam dengan Kristen, Hindu dengan Kristen, dan sejenisnya. “Keresahan terkait ucapan-ucapan AWK yang terjadi. Kami tidak ingin dia merusak mental generasi muda,” tandasnya. (bp)