DENPASAR, Balipolitika.com– Kehadiran Komunitas Bipolar Bali sejak tahun 2019 mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, salah satunya oleh psikolog I Kadek Rawayana, S.Psi., M.Psi., Psikolog., CHT., C.NNLP.C.PS.
Tampil sebagai pembicara bertepatan dengan World Bipolar Day yang dirayakan Komunitas Bipolar Bali di Kopi dari Hati, Peguyangan, Denpasar, Kadek Rawayana menilai kehadiran komunitas yang dipimpin I Gusti Ayu Maha Dewi sangat penting.
Tepat di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-6 Komunitas Bipolar Bali di Denpasar pada Minggu, 23 Maret 2025, Kadek Rawayana menekankan pentingnya support system dalam upaya pemulihan bersama.
“Kenapa penting karena ini adalah salah satu wadah buat penyintas bipolar untuk mengekspresikan apa yang menjadi gejala dari bipolar itu. Ketika fase lagi sedang naik-naiknya atau dalam artian sedang baik-baik saja atau sedang bahagia, dia tidak apa-apa. Sebaliknya, saat ada di fase turun atau depresi, kondisi ini yang membutuhkan model-model seperti ini (Komunitas Bipolar Bali, red). Dalam pertemuan-pertemuan seperti ini, mereka bisa melepaskan beban, mengekspresikan emosi yang mungkin dalam satu dua minggu bahkan berbulan-bulan dipendam. Kondisi itu sangat berat, sehingga hadirnya Komunitas Bipolar Bali sangat luar biasa. Ini penting sekali menurut saya sendiri sebagai seorang psikolog untuk mewadahi Saudara-saudara kita yang mengidap bipolar,” ucap Kadek Rawayana.
Imbuh Kadek Rawayana gangguan mental atau jiwa merupakan penyakit yang berkaitan langsung dengan emosi, pola pikir, dan perilaku.
Terkhusus gangguan bipolar, gangguan mental ini ditandai perubahan yang drastis pada suasana hati. Penderita gangguan ini bisa merasa sangat bahagia kemudian berubah menjadi sangat sedih.
Dalam rangka mewujudkan kesehatan mental yakni keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan seseorang tidak hanya bebas dari penyakit, tetapi juga bisa mewujudkan potensi dirinya, Kadek Rawayana merinci pada dasarnya ada 3 perawatan untuk pengidap bipolar.
Pertama, konseling untuk membicarakan kondisi yang dialami dan bagaimana cara melewatinya.
Kedua, perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup ini mencakup perubahan pola makan, berolahraga, menjalani hubungan yang sehat dan positif, dan sejenisnya.
Ketiga, terapi obat dalam pengawasan dokter. Terapi obat ini berguna untuk menstabilkan suasana dan mengurangi gejala yang sedang dialami.
Kadek Rawayana menekankan lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir, emosi, dan perilaku seseorang yang akhirnya melahirkan kebiasaan serta karakter atau kepribadian.
“Saat seseorang mengalami gangguan tidur yang berlebihan, naik-turun, bahkan sampai sama sekali tidak bisa tidur, ini tandanya harus segera memeriksakan diri ke profesional kesehatan. Ini juga ditandai gangguan perasaan atau suasana hati seperti depresi, merasa diri tidak berguna, merasa diri tidak ada arti, dan sebagainya. Di saat-saat seperti inilah seseorang membutuhkan bantuan profesional kesehatan. Salah satu indikator lain yang bisa dilihat ada kondisi di mana seseorang tiba-tiba menarik diri dari lingkungannya, tidak mau bertemu orang lain, kemudian tidak peduli dengan lingkungan sosial. Saya menekankan bahwa apapun kondisinya, kita harus berusaha memperhatikan diri kita sendiri karena dalam konteks apapun, sepenting apapun, sesibuk apapun aktivitas di luar, diri kita sendiri (kesehatan mental, red) harus yang lebih diutamakan,” pesan Kadek Rawayana.
Dalam rangka “menyelamatkan” orang dengan gangguan bipolar agar pulih dan bisa menjalani hidup seperti sedia kala, peran keluarga dan lingkungan sangat signifikan.
Oleh sebab itu, harus ada kesamaan cara pandang atau pemahaman antara orang dengan gangguan bipolar dengan keluarga.
“Dalam banyak kondisi, keluarga kerap kali tidak mau tahu saat sudah berobat ke profesional kesehatan. Padahal, pemahaman tentang gangguan bipolar ini harus serupa atau sama antara penderita dengan keluarganya agar keluarga mengetahui indikasi kondisi si anak. Itu harus dipahami dulu. Keluarga adalah salah satu pilar terpenting untuk kesehatan mental,” tegas Kadek Rawayana. (bp/ken)