Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Ekbis

Laporan Keuangan Astra Kuartal I Tahun 2024

Posisi Keuangan dan Pendanaan yang Kuat

RAKSASA ASTRA: Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, Grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang


JAKARTA, Balipolitika.com-
Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada kuartal pertama tahun 2024 adalah sebesar Rp81,2 triliun, menurun 2% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023.

Laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, sebesar Rp8,1 triliun, 5% lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023.

Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar tersebut, maka laba bersih Grup menurun 14% menjadi Rp7,5 triliun.

Penurunan kinerja ini merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan serta otomotif Grup.

Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2024 sebesar Rp5.113, 4% lebih tinggi dibandingkan posisi pada 31 Desember 2023.

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp7,4 triliun pada 31 Maret 2024, dibandingkan Rp29 miliar pada akhir tahun 2023. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp54,3 triliun pada 31 Maret 2024, dibandingkan Rp52,2 triliun pada akhir tahun 2023.

Laba bersih divisi otomotif Grup menurun 9% menjadi Rp2,8 triliun, yang merefleksikan penurunan volume penjualan.

• Penjualan mobil secara nasional menurun 24% menjadi 215.000 unit pada kuartal pertama tahun 2024 (sumber: Gaikindo). Penjualan mobil Astra menurun 20% menjadi 120.000 unit, sementara pangsa pasar meningkat dari 53% menjadi 56%. Selama kuartal ini, telah diluncurkan empat model baru dan tiga model revamped.

• Penjualan sepeda motor secara nasional menurun 5% menjadi 1.735.000 unit pada kuartal pertama tahun 2024 (sumber: Kementerian Perindustrian). Penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor menurun 8% menjadi 1.324.000 unit dan pangsa pasar menurun dari 79% menjadi 76%. Selama kuartal ini, telah diluncurkan satu model baru dan satu model revamped.

• Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 10% menjadi Rp475 miliar pada kuartal pertama tahun 2024, terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari ekspor yang mengimbangi penurunan penjualan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer) domestik.

Jasa Keuangan
Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 12% menjadi Rp2,1 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan yang meningkat.

• Nilai pembiayaan baru pada bisnis pembiayaan konsumen Grup meningkat 8% menjadi Rp33,3 triliun. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan mobil meningkat 3% menjadi Rp571 miliar. Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan sepeda motor, PT Federal International Finance, meningkat 17% menjadi Rp1,1 triliun.

• Total pembiayaan baru yang disalurkan oleh perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan alat berat meningkat sebesar 4% menjadi Rp3,3 triliun. Kontribusi laba bersih dari segmen ini meningkat 2% menjadi Rp47 miliar.

• PT Asuransi Astra Buana, perusahaan asuransi umum Grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 12% menjadi Rp384 miliar, terutama disebabkan pendapatan underwriting dan hasil investasi yang lebih tinggi.
Perusahaan asuransi jiwa Grup, PT Asuransi Jiwa Astra, mencatatkan penurunan premi bruto (gross written premium) sebesar 10% menjadi Rp1,5 triliun.

Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi

Laba bersih dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menurun 15% menjadi Rp2,8 triliun, terutama disebabkan penurunan kontribusi dari bisnis pertambangan dan mesin konstruksi.

• PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 15% menjadi Rp4,5 triliun.

• Penjualan alat berat Komatsu menurun 37% menjadi 1.100 unit dan pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharan juga menurun.

• Perusahaan kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara, mencatat peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 17% menjadi 286 juta bank cubic metres dan peningkatan produksi batu bara sebesar 21% menjadi 32 juta ton.

• Anak perusahaan UT di bidang pertambangan batu bara melaporkan peningkatan penjualan batu bara sebesar 33% menjadi 4,0 juta ton (termasuk penjualan 765.000 ton batu bara metalurgi), namun pendapatan menurun disebabkan oleh harga batu bara yang lebih rendah.

• Anak perusahaan UT di bidang pertambangan emas, PT Agincourt Resources, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 16% menjadi 49.000 ons.

• Bisnis pertambangan nikel UT terdiri dari (i) Stargate Pasific Resources (“SPR”), yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh UT dan baru saja diakuisisi pada Desember 2023, dan (ii) Nickel Industries Limited (“NIC”), yang 19,99% sahamnya dimiliki oleh UT dan diakuisisi pada September 2023. Pada kuartal pertama tahun 2024, SPR melaporkan penjualan bijih nikel sebesar 383.000 wet metric tonnes (wmt), terdiri dari 203.000 wmt
saprolit dan 180.000 wmt limonit. UT mencatat pendapatan ekuitas dari NIC yang tertunda, karena adanya perbedaan periode pelaporan kinerja. NIC melaporkan penjualan logam nikel sebanyak 34.400 ton pada kuartal terakhir tahun 2023.

• Perusahaan kontraktor umum yang 87,7% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk, melaporkan rugi bersih yang lebih tinggi sebesar Rp42 miliar, dibandingkan rugi bersih sebesar Rp30 miliar pada kuartal pertama tahun sebelumnya.

Agribisnis

Laba bersih dari divisi agribisnis Grup meningkat 3% menjadi Rp184 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya.

• PT Astra Agro Lestari yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp231 miliar.
• Volume penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya meningkat 4% menjadi
379.000 ton.
• Harga minyak kelapa sawit sedikit menurun menjadi Rp11.911/kg.

Infrastruktur dan Logistik
Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 24% menjadi Rp251 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja dari bisnis logistik dan jalan tol.

• Grup mencatatkan peningkatan pendapatan harian sebesar 2% dari 396km ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan jalan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta.

• Serasi Autoraya mencatatkan peningkatan jumlah unit kontrak sebesar 4% menjadi
26.400 unit, peningkatan jumlah penjualan aset kendaraan dan kontribusi dari bisnis
lelang mobil yang lebih tinggi.

Teknologi Informasi
Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 16% menjadi Rp22 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha.

Properti
Divisi properti Grup melaporkan laba bersih yang relatif stabil sebesar Rp45 miliar, terutama disebabkan kenaikan tingkat hunian di Menara Astra yang mengimbangi serah terima unit residensial yang lebih rendah di Arumaya Residences.

Aksi Korporasi Terbaru
Pada bulan Maret, Grup melalui UT, menyelesaikan akuisisi 20,2% saham di PT Supreme Energy Rantau Dedap (“SERD”), yang memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas saat ini sebesar 2 x 49 MW, dengan nilai transaksi sebesar USD80,7 juta. Dengan selesainya transaksi ini, total kepemilikan langsung dan tidak langsung Grup di SERD adalah 32,7%.

Prospek Bisnis
Kinerja Grup pada kuartal pertama tahun 2024 menurun, terutama merefleksikan kondisi ekonomi yang melemah dan penurunan harga batu bara dari tingkat harga yang tinggi sebelumnya.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, Grup tetap optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Didukung oleh neraca keuangan yang kuat, Grup dengan diversifikasi portofolio bisnisnya berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan jangka panjang.(bp/luc)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!