DENPASAR, Balipolitika.com- Belakangan ini istilah lavender marriage menjadi pembahasan ramai oleh warganet di media sosial.
Istilah asing ini mencuri perhatian banyak orang, terutama kalangan muda yang aktif membahas isu-isu tentang hubungan.
Apa sih lavender marriage itu? Berikut ulasannya.
Melansir Marriage.com, lavender marriage adalah pernikahan antara seorang perempuan dan laki-laki yang setidaknya salah satu di antaranya memiliki orientasi berbeda, misalnya homoseksual atau biseksual.
Pernikahan dilaksanakan untuk alasan selain cinta di antara pasangan.
Kata “lavender” sendiri menggambarkan perpaduan warna yang secara tradisional dikaitkan dengan gender.
Biasanya, lavender marriage diatur untuk menyembunyikan orientasi salah satu pasangan dan menghindari tekanan masyarakat.
Meski beberapa negara telah memperbolehkan pernikahan sesama jenis, tekanan sosial dan stigma terhadap LGBTQ+ masih sangat kuat.
Oleh karena itu, lavender marriage sering menjadi pilihan bagi individu yang ingin menghindari stigma masyarakat dan melindungi karier dan reputasinya.
Lavender marriage sebenarnya terjadi di berbagai belahan dunia, hanya saja tidak terlalu dibicarakan secara terbuka.
Dalam beberapa kasus, lavender marriage juga ditemukan di kalangan selebritas, politisi, dan orang-orang ternama.
Sementara itu mengutip dari Wikipedia pernikahan lavender adalah perkawinan orientasi campuran laki-laki-perempuan, yang dilakukan sebagai perkawinan demi kenyamanan untuk menyembunyikan orientasi seksual yang distigmatisasi secara sosial dari salah satu atau kedua pasangan.
Ada beberapa alasan yang membuat lavender marriage dipilih.
- Kesepakatan
Lavender marriage dimulai dengan komunikasi yang jelas antara pihak-pihak yang terlibat.
Kedua individu menyetujui pernikahan tersebut dengan pemahaman tentang orientasi seksual masing-masing dan alasan pribadi di balik perkawinan tersebut.
- Mengurangi tekanan keluarga
Lavender marriage memenuhi ekspektasi keluarga tentang sebuah pernikahan.
Hal ini memungkinkan individu untuk memenuhi tugas keluarga.
Dengan menjaga keharmonisan tanpa mengungkapkan orientasi seksual mereka, sehingga menavigasi dinamika keluarga yang kompleks dengan lebih lancar.
- Akses hukum dan finansial
Secara umum, pernikahan memberikan banyak keuntungan hukum dan finansial.
Beberapa hal yang diatur seperti keringanan pajak, hak waris, dan tunjangan perawatan kesehatan.
Bagi banyak orang, lavender marriage adalah keputusan strategis untuk mendapatkan manfaat tersebut.
Hal ini penting khususnya di negara atau wilayah di mana pengakuan hukum terhadap hubungan sesama jenis tidak ada atau tidak diakui.
Dengan pernikahan itu, kedua belah pihak dapat mengamankan masa depan.
- Memiliki teman untuk hidup bersama
Meskipun tidak ada cinta, memilih lavender marriage karena memiliki ikatan persahabatan, rasa hormat, dan saling mendukung satu sama lain.
Persahabatan ini dapat menjadi sumber kenyamanan dan stabilitas yang signifikan.
Dengan hubungan ini, masing-masing memberikan keduanya orang kepercayaan dan mitra dalam menghadapi tantangan hidup
Hubungan tersebut dapat memberikan dukungan emosional, intelektual, dan bantuan praktis.
- Berhubungan dengan karier
Dalam profesi atau industri tertentu, menikah sering kali dianggap sebagai penanda stabilitas dan kedewasaan.
Bagi individu dalam konteks seperti itu, hubungan lavender dapat memfasilitasi kemajuan karier dengan menyelaraskan penanda kesuksesan.
Hal ini khususnya relevan di sektor-sektor konservatif atau karier-karier penting di mana citra publik memainkan peran penting.
Pernikahan dapat berfungsi sebagai batu loncatan, memungkinkan individu untuk fokus pada pertumbuhan karir yang sedang mereka bangun. (bp/dp/ken)