DENPASAR, Balipolitika.com- Kecanggihan teknologi informasi bagai pedang bermata dua: di satu sisi membantu, di sisi lain justru merugikan.
Hal ini terbukti membantu pelaku pembunuhan ayah 2 anak bernama I Kadek Parwata di depan Warung Auna, Jalan Nangka Utara, Kelurahan Tonja, Banjar Tangguntiti, Denpasar Utara, Kamis 13 Februari 2025 dini hari.
Memantau pengejaran aparat berwajib dari handphone saat dirinya viral, Bastomi Prasetyawan (33 tahun) asal Dusun Tegal Pare, Desa Wringin Putih, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur sukses melarikan diri keluar dari kapal penyeberangan Gilimanuk-Ketapang di tanggal 14 Februari 2025.
“Harusnya pada 14 Februari 2025 kami sudah bisa tangkap yang bersangkutan di Banyuwangi, tapi karena viral, dia langsung pindah lagi,” beber Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Laurens Rajamangapul Haselo dalam jumpa pers, Senin, 17 Februari 2025.
Dibeberkan pembunuh berdarah dingin Bastomi Prasetyawan berpindah posisi ke Jember, keesokan harinya, pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Dalam pelariannya, Bastomi Prasetyawan diduga sempat mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu sebelum ia bergerak ke Surabaya.
Endingnya, petugas yang terus membuntuti pelaku menemukan Bastomi Prasetyawan di Pelabuhan Tanjung Perak saat hendak menyeberang ke Tarakan, Kalimantan.
Tak mau kembali kehilangan target, polisi langsung meringkus pelaku pembunuhan itu.
Sayangnya, karena Bastomi Prasetyawan melawan dan membahayakan petugas, terpaksa aparat memberikan tindakan tegas terukur dengan menghadiahkan timah panas ke kedua kakinya.
Selanjutnya, Bastomi Prasetyawan dibawa dari Surabaya ke Polresta Denpasar dan tiba pada Senin 17 Februari 2025 sekitar pukul 14.00 Wita. (bp/ken)