Ilustrasi beras – Petani sedang memanen gabah untuk dijadikan beras. Presiden Prabowo pun berharap swasembada pangan khususnya beras di Indonesia.
NASIONAL, Balipolitika.com – Swasembada pangan, terutama beras, jagung, dan gula, merupakan salah satu misi utama pemerintahan Presiden RI Prabowo dan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029.
Prabowo menegaskan, kembali misi itu dalam pidato pelantikannya sebagai presiden ke-8 RI.
Sontak banyak netizen yang melihat misi ini, mirip dengan misi sang ayah mertua yaitu Soeharto pada zamannya.
Untuk merealisasikan misi itu, Prabowo telah melantik Zulkifli Hasan sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan, Senin (21/10/2024), yang sebelumnya menjabat sebagai menteri perdagangan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Kementerian baru tersebut akan mengoordinasi Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pangan Nasional, dan sejumlah badan usaha milik negara kluster pangan.
Menurut Zulkifli, untuk mewujudkan swasembada pangan, pemerintah tidak bisa terus-menerus mengandalkan lahan di Pulau Jawa dan Sumatera.
Lahan di Jawa sudah semakin berkurang, sedangkan di Sumatera sudah banyak termanfaatkan untuk kelapa sawit.
Oleh karena itu, pemerintah bakal mengembangkannya di luar daerah itu, salah satunya di Papua. Di Merauke, misalnya, pemerintah akan memperluas lahan padi, jagung, dan tebu.
”Saya sudah mempelajari bersama pakar-pakar yang membantu saya. Saya yakin paling lambat 4-5 tahun kita akan swasembada pangan. Bahkan, kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” ujarnya di Gedung MPR, Jakarta.
Menurut Prabowo, Indonesia tidak boleh tergantung sumber pangan dari negara lain saat terjadi krisis.
Dalam keadaan genting, tidak banyak negara yang akan mengizinkan komoditas pangan mereka untuk terbeli.
”Karena itu, tidak ada jalan lain dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan. Kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Berdasarkan data total produksi beras pada tahun 2024 di Indonesia perkiraannya mencapai 30,34 juta ton. Angka ini menurun jika berbanding dengan tahun 2023, yaitu sebesar 0,76 juta ton atau 2,43 persen. (BP/OKA)