BADUNG, Balipolitika.com– Tinggal menghitung hari, Provinsi Bali terancam “lumpuh” jelang pergantian tahun 2024-2025 jika tidak dilakukan rekayasa lalu lintas yang tepat.
Ancaman lumpuh total ini dipicu data Dinas Perhubungan Provinsi Bali di mana diperkirakan kendaraan masuk Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk mencapai 289 ribu unit.
Sedangkan, dari Pelabuhan Padang Bai diperkirakan sebanyak 32 ribu kendaraan.
Dishub Bali juga memprediksi ada sebanyak 322 ribu kendaraan keluar dan masuk Bali selama liburan Nataru 2025.
Sebanyak 2,7 juta wisatawan diprediksi masuk ke Bali melalui dua pintu, yakni bandara dan pelabuhan.
Khusus melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai diprediksi sebanyak 1,5 juta orang, sementara melalui Pelabuhan Gilimanuk 1,1 jura orang, dan lewat Pelabuhan Padang Bai diprediksi 95 ribu orang.
Dinas Perhubungan Bali memetakan beberapa titik rawan kemacetan saat libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Titik kemacetan tersebut terdiri dari pusat oleh-oleh Krisna, The Keranjang Bali, dan depan patung Gatot Kaca arah masuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Termasuk di wilayah Kuta Selatan, khususnya Nusa Dua dan Tanjung Benoa yang kerap menjadi pilihan para wisatawan menghabiskan waktu pergantian tahun serta membuka lembaran baru di tahun 2025.
Akibatnya, selain berdampak pada meningkatkatnya perekonomian masyarakat, kemacetan juga menjadi tantangan sekaligus momok yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Badung.
“Jumlah kunjungan wisatawan ke Kuta Selatan pasti meningkat. Tentu akan menimbulkan kemacetan seperti yang sering kami sampaikan. Kami mengharapkan personil kepolisian untuk mengurai kemacetan,” ungkap Wakil Ketua II DPRD Badung Made Wijaya, S.E. dihubungi, Sabtu, 7 Desember 2024.
Beber Yonda- sapaan akrab Made Wijaya- adapun ruas jalan yang mengalamai kepadatan arus lalu lintas menjelang libur Nataru 2025 berkaca dari tahun -tahun sebelumnya mencakup Simpang Siligita, ruas Jalan Ungasan menuju Uluwatu serta Goa Gong menuju Desa Kutuh atau Pantai Pandawa.
“Para personel kepolisian ini agar disiagakan pada sore hari. Kawasan- kawasan menuju obyek wisata ini sudah pasti dikunjungi wisatawan, termasuk yang menuju kawasan wisata bahari di Tanjung Benoa sering terjadi kemacetan akibat bus-bus besar yang membawa rombongan wisatawan,” ungkap politisi Partai Gerakan Indonesia Raya alias Gerindra tersebut.
Selama penambahan infrastruktur jalan sebagai upaya mengurai kemacetan belum bisa diwujudkan pemerintah, Made Wijaya menyarankan selain personel kepolisian yang disiagakan, Pemkab Badung juga menerjunkan personil Dinas Perhubungan (Dishub) Badung untuk membantu pengaturan lalu lintas.
“Ya termasuk unsur tripika di Kecamatan Kuta Selatan juga dilibatkan, ada Satpol PP juga kami rasa bisa membantu. Hal ini harus menjadi atensi,” bebernya.
Selain itu, Made Wijaya juga mengingatkan para personil yang bertugas ini juga diberikan reward sebagai bentuk perhatian pemerintah.
“Ya jika memungkin para personil ini diberikan uang saku tambahan. Bagaimanpun Beliau ini tugasnya ektra karena kepadatan lalu lintas jelang libur Nataru,” sarannya. (bp/ken)