DENPASAR, Balipolitika.com– Hari Raya Suci Natal dan peralihan tahun lama ke tahun baru yang periode ini jatuh pada Selasa, 31 Desember 2024 menuju Rabu, 1 Januari 2025 menjadi momentum spesial setiap individu di dunia ini.
Merayakan momentum super spesial ini, Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali menjamin ketersediaan penukaran uang kartal alias uang fisik berbentuk koin dan kertas senilai Rp2,8 triliun rupiah.
Terdapat kenaikan sebesar 10 persen ketersediaan uang kartal untuk masyarakat Bali dibandingkan dengan stok tahun sebelumnya.
“Kenaikan penyediaan uang kartal oleh Bank Indonesia searah dengan pertumbuhan ekonomi di Bali yang terus naik,” ungkap Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja di Kantor KWBI Provinsi Bali, Jumat, 20 Desember 2024.
Naik 10 persen menjadi Rp2,8 triliun rupiah, tegas Erwin Soeriadimadja pihaknya mendukung aktivitas libur panjang Nataru 2025 dengan cara meningkatkan kuota uang tunai di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang tersebar di Pulau Dewata.
Erwin Soeriadimadja menilai dengan mudahnya masyarakat Bali atau masyarakat Indonesia yang beraktivitas di Bali mengakses layanan perbankan, maka secara otomatis roda perputaran aktivitas perkonomian akan semakin menggeliat.
Meski ATM sudah tersebar sedemikian rupa dan transaksi m-banking (e-money) makin membudaya, dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, KWBI Provinsi Bali juga menyediakan kas keliling untuk kebutuhan penukaran uang kertas maupun koin ini.
Senada, Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra mengatakan bahwa akhir tahun identik dengan harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Bali ungkap Dewa Made Indra hadir dalam rangka memantau kenaikan-kenaikan harga barang disandingkan dengan sejumlah elemen, antara lain cuaca ekstrem yang melanda Bali beberapa pekan terakhir di mana dipastikan akan memicu kendala terkait distribusi pasokan kebutuhan bahan pokok.
Kenaikan harga di pengujung tahun 2024 jelas Dewa Indra juga tidak bisa dilepaskan dari status Bali sebagai daerah kunjungan wisatawan mancanegara.
“Ini harus diantisipasi. Komoditas apa yang dalam tahun sebelumnya bisa berpotensi menimbulkan kenaikan harga signifikan, tadi disebut untuk pangan antara lain bawang merah, tomat, dan cabai,” ungkap Dewa Made Indra dalam High Level Meeting (HLM) yang dihelat di Kantor Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali. (bp/ken)