KEBIJAKAN: Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa saat membuka Turnamen Ceki Club Volly Porgema, Banjar Angkeb Canging, Desa Gulingan, di Bale Banjar Angkeb Canging, Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Minggu, 2 Juni 2024.
BADUNG, Balipolitika.com- Meskipun kaya raya, Pemerintah Kabupaten Badung ternyata kurang berpihak pada aktivitas intelektualitas, khususnya penerbitan buku.
Saat ditanya terkait dukungan Pemkab Badung pada bidang penerbitan buku, Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menjawab tidak ada alias Rp0 rupiah.
“Kalau dibantu dari bantuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah belum ada posting anggaran untuk penulisan buku,” ungkap I Ketut Suiasa beberapa waktu lalu.
Berbeda halnya dengan aktivitas intelektualitas penulisan dan penerbitan buku yang tidak didukung oleh Pemkab Badung, aktivitas turnamen ceki justru sebaliknya; setiap turnamen rata-rata mendapatkan kucuran sebesar Rp30 juta rupiah.
Teranyar, I Ketut Suiasa membuka Turnamen Ceki Club Volly Porgema, Banjar Angkeb Canging, Desa Gulingan, yang digelar di Bale Banjar Angkeb Canging, Gulingan, Kecamatan Mengwi, Minggu, 2 Juni 2024.
Sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap kegiatan turnamen ceki tersebut, I Ketut Suiasa menyerahkan bantuan sebesar Rp30 juta yang diterima Ketua Panitia I Gede Restu Astawa.
I Ketut Suiasa atas nama Pemkab Badung memberikan apresiasi terlaksananya Turnamen Ceki Porgema.
Menurutnya kegiatan ini sangat baik dalam upaya melestarikan warisan leluhur serta pelestarian budaya lokal.
Selain itu melalui turnamen ceki akan dapat meningkatkan tali silaturahmi, persaudaraan serta menyama braya.
“Kami menyambut baik dan mendukung turnamen ceki ini, semoga dapat digelar secara berkesinambungan sebagai upaya meningkatkan tali persaudaraan, persatuan dan kesatuan. Terlebih ceki sebagai hiburan yang dapat memberikan ketenangan, kesehatan pikiran dan kebahagian diri,” jelasnya.
Sementarara itu, Ketua Panitia I Gede Restu Astawa menjelaskan bahwa Turnamen Ceki Porgema baru pertama kali dilaksanakan dan diharapkan dapat berlanjut di tahun mendatang.
Turnamen ceki yang diadakan berawal dari tingginya minat masyarakat terhadap permainan ceki yang merupakan permainan kartu tradisional dan telah menjadi bagian dari budaya masyarakat bali, khususnya Desa Gulingan dan sekitarnya.
Selain itu sebagai bentuk pelestarian budaya, serta ajang mempererat tali silaturahmi antar masyarakat.
Kegiatan ini juga sejalan dengan program Pemkab Badung yang berfokus pada pengembangan dan pelestarian budaya lokal.
Turnamen ceki diikuti 125 peserta di mana permainan dilaksanakan dalam tiga babak, yaitu babak penyisihan, semifinal dan final.
“Setiap meja mendapat lima kali permainan, jika salah satu pemain mendapat 3 poin permainan dianggap selesai. Jika poin sama yang berhak maju ke babak selanjutnya adalah pemain yang memenangkan permainan pertama,” terangnya.
Pihaknya juga menyampaikan terima kasih dan berharap Pemkab badung terus memberi dukungan baik dalam bentuk moral dan material agar turnamen ceki ini dapat berjalan lebih baik dan meriah di masa mendatang.
Soal ketidakberpihakan atau penganaktirian Pemkab Badung terhadap aktivitas intelektualitas berupa penerbitan buku, sebaliknya mengistimewakan turnamen ceki hingga menyuntikkan dana rata-rata Rp30 juta per turnemen, I Ketut Suiasa menjawab hal tersebut karena turnamen ceki masuk dalam OKI.
“Meceki bisa dibantu karena sudah masuk dalam OKI,” tandas I Ketut Suiasa. (bp/ken)