BALI, Balipolitika.com – Umat Hindu mulai melakukan prosesi upacara melasti, sebelum melangsungkan hari raya Nyepi.
Nyepi jatuh pada 29 Maret 2025, dan sehari sebelumnya disebut Tawur Agung Kesanga dan malam Pangerupukan.
Apa sejatinya esensi melasti?
Melasti adalah upacara penyucian diri dan alam semesta, serta pralingga dan pratima sebagai perwujudan ida bhatara-bhatari dewa-dewi sebagai perlambang Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Melasti merupakan prosesi wajib sebelum Nyepi, bagi umat Hindu khususnya di Bali. Tujuan melasti adalah menghanyutkan segala kekotoran dalam diri dan alam semesta dengan sumber mata air kehidupan.
Prosesi upacara melasti biasanya di pinggir pantai, dengan tujuan menyucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut. Sebab laut juga terkenal sebagai tempat peleburan.
Dalam kepercayaan Hindu, sumber mata air yang dapat jadi tempat melasti adalah seperti danau, laut atau sumber mata air sebagai air kehidupan (tirta amerta).
Melasti di tepi pantai
Selain melakukan persembahyangan, upacara melasti juga adalah pembersihan dan penyucian benda sakral milik pura (pralingga atau pratima ida bhatara dan segala perlengkapannya).
Benda-benda tersebut akan di arak dan terusung mengelilingi desa. Hal ini untuk menyucikan desa juga. Dalam upacara melasti ini, masyarakat berkelompok ke sumber-sumber air seperti danau dan laut.
Satu kelompok berasal dari wilayah atau desa yang sama, dengan mengenakan pakaian adat berwarna putih. Para pemangku berkeliling dan memercikan air suci kepada seluruh warga yang datang serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud menyucikan.
Pelaksaaan upacara melasti lengkap dengan berbagai sesajian sebagai simbol Trimurti, atau 3 dewa dalam Agama Hindu, yaitu Wisnu, Siwa, dan Brahma, serta Jumpana, singgasana Dewa Brahma.
Untuk pelaksanaan upacara melasti ini, di bagi berdasarkan wilayah, menyesuaikan dengan dresta masing-masing desa adat. Ada yang 2 hari sebelum hari Nyepi, ada yang sehari sebelum hari Nyepi dan lain sebagainya. Biasanya warga akan berangkat subuh sebelum matahari terbit.
Setelah melasti, barulah upacara Tawur Agung Kesanga, Pangerupukan dan besoknya Nyepi. (BP/OKA)