BALI, Balipolitika.com – Kisruh warga terjadi lagi di Bali. Kali ini konflik sosial antara warga di Banjar Sental Kangin, Nusa Penida, Klungkung, Bali.
Sehingga membuat 8 KK harus terevakuasi ke Klungkung daratan di Banjarangkan. Sebab jika tidak, takutnya akan membahayakan mereka, karena adanya konflik sosial ini.
Kapolsek Nusa Penida, Kompol Ida Bagus Putra Sumerta, menjelaskan kejadian kekisruhan di Banjar Sental Kangin, Nusa Penida, Bali ini.
Hal ini saat rapat koordinasi terbatas (Rakortas), Senin (31/3/2025) untuk menyikapi konflik sosial tersebut. Konflik sosial di Banjar Sental Kangin, berlangsung cukup lama.
Pemicunya sengketa pemanfaatan tanah negara seluas 7 are, di pinggir Pantai Sental Kangin antara pihak warga Banjar Adat Sental Kangin dengan 8 KK warga setempat yang kena sanksi adat kasepekang dan kanorayang.
Di tanah negara tersebut, telah berdiri usaha beach club milik kelompok kasepekang. Namun lahan tersebut juga akan di sertifikatkan oleh pihak adat untuk kepentingan desa adat.
Kelompok warga kasepekang merasa keberatan, lalu menggugat pihak adat karena melakukan permohonan sertifikat lahan tersebut.
Gugatan itu, membuat pihak adat sampai mengeluarkan sanksi adat berupa kanorayang terhadap kelompok warga tersebut. Kasus ini sampai bergulir di Pengadilan Semarapura.
“Beberapa kali mediasi untuk mencapai kesepakatan, namun tidak ada titik temu karena adanya perbedaan pandangan antara hukum adat dan hukum formal,” jelas Kapolsek Nusa Penida, Kompol Ida Bagus Putra Sumerta saat rakortas, Senin (31/3/2025).
Konflik semakin memanas, Minggu (30/3/2025). Terjadi kesalahpahaman antara warga yang terkena sanksi kasepekang atau kanorayang dan warga di Banjar Adat Sental Kangin.
Berawal saat perayaan Nyepi, ketika seorang warga yang kena sanksi kasepekang, menyalakan lampu, yang di anggap tidak menghormati adat setempat.
Lalu keesokan harinya, Minggu (30/3/2025) seorang warga kasepekang melewati poskamling dan menimbulkan ketersinggungan warga, karena membawa motor sambil menaikkan kaki.
Ia sempat sorakan warga dan saat pulang, anaknya datang menanyakan hal itu yang sempat terjadi adu mulut.
Insiden ini berujung pada pertikaian yang melibatkan banyak pihak, termasuk ibu-ibu dan anak-anak sehingga situasi menjadi tidak kondusif.
“Tidak ada terjadi pemukulan hanya dorong-dorongan saja, kami amankan warga kanorayang karena sudah tidak kondusif, tidak ada unsur paksaan di dalamnya hanya penyelamatan, kami lakukan bersama Danramil Nusa Penida,” jelasnya.(BP/OKA)