BADUNG, Balipolitika.com– Ida Bagus Gede Putra Manubawa membacakan Pandangan Umum (PU) Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) terhadap Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Badung tahun 2024 di Ruang Sidang Utama Gosana, Gedung DPRD Badung, Selasa, 8 Juli 2025.
Salah satu masukan penting yang disampaikan kepada pihak eksekutif dalam hal ini Bupati Badung, I Nyoman Adi Arnawa adalah bahaya tsunami sampah yang sudah di depan mata karena TPA Suwung akan segera ditutup bahkan ada wacana penutupan dimulai pada bulan Agustus 2025.
Sebagaimana diketahui, TPA Suwung merupakan fasilitas pengelolaan sampah terbesar di Bali yang khususnya menampung limbah dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung di sampung Gianyar dan Tabanan alias Sarbagita.
“Sampah agar segera dikelola dengan profesional. Pembuatan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Mandiri Kabupaten Badung dan TPS (Tempat Pembuangan Sementara) menyusul ditutupnya TPA Sarbagita Suwung Denpasar. Kami mendukung pengelolaan sampah berbasis sumber, perkuat TPS3R di masing-masing desa atau kelurahan, dan mendorong pembuatan TPA seperti di Pulau Semakau, Singapura,” tandas Ida Bagus Gede Putra Manubawa.
Diberitakan sebelumnya, dalam hal memaksimalkan APBD Badung untuk perbaikan di rumah tangga sendiri, Fraksi Gerindra menyampaikan beberapa evaluasi, saran, dan harapan sekaligus catatan terhadap perencanaan plus pelaksanaan APBD ke depan.
Pertama, terhadap PAD yang bersumber dari sektor pariwisata agar dikembalikan secara prioritas dan proporsional untuk perbaikan, pemeliharaan, dan pembangunan di destinasi menuju pariwisata berkelanjutan baik menyangkut pembangunan fisik maupun non fisik yang meliputi sektor infrastruktur, keamanan dan kenyamanan di destinasi, pelayanan atau service, lingkungan, serta promosi atau branding.
Kedua, terhadap 6 persoalan klasik yang sampai detik ini masih belum teratasi dengan baik agar diberikan perhatian lebih, mencakup sampah, kemacetan, jaringan utilitas semrawut, buruknya sistem transportasi, pembangunan Light Rail Transit (LRT) yang mangkrak di Kuta, lampu penerangan jalan, jaringan PDAM yang terbatas, dan lain-lain.
“Terhadap 6 persoalan klasik yang sampai detik ini masih belum tersolusikan dengan baik agar diberikan fokus perhatian ke depan,” tegas Ida Bagus Gede Putra Manubawa. (bp/ken)