DENPASAR, Balipolitika.com- Komunitas Seni Kerta Yowana, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Duta Kabupaten Gianyar yang tampil di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Jumat 4 Juli 2025 malam, sukses memukau ribuan penonton dalam ajang Wimbakara (Lomba) Tari Barong Ket serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 tahun 2025.
Malam itu, Komunitas Seni Kerta Yowana bersaing dengan tiga kontingen seni dari Klungkung, Bangli, dan Buleleng.
Sorak-sorai ribuan penonton seketika pecah ketika para seniman Gumi Seni naik ke panggung.
Mereka disambut antusias penonton karena reputasinya dalam membawakan garapan seni.
Dengan harmonisasi gending, gerakan tedung, dan kekuatan bapang barong yang menyatu, berhasil membius penonton sepanjang pementasan.
Ketua Komunitas Seni Kerta Yowana Desa Singakerta, I Wayan Eris Stiawan mengatakan penampilan kali ini menjadi bagian dari upaya pelestarian seni pertunjukan tradisional Bali yang kaya akan nilai spiritual, estetika, dan filosofi.
Kompetisi tahun ini, Komunitas Seni Kerta Yowana menampilkan garapan inovatif yang mengangkat nilai-nilai spirit kelokalan Desa Singakerta yakni “Tari Kupu-kupu Tarum” tanpa meninggalkan pakem tradisi, dengan tetap menjaga keaslian gerak, iringan gamelan, serta nuansa magis dalam pertunjukannya.
Tari Kupu-kupu Tarum sendiri merupakan cerminan spirit Desa Singakerta yang hingga kini tetap lestari.
Di mana merupakan perlambang kecantikan, keindahan, keagungan dan transformasi menuju kemuliaan.
Dengan tetap mengacu pada esensi dari agungnya Bapang Petopengan, agresifnya Goak Macok, lembut dan tegasnya Condong dan Pelayon, serta girangnya Omang.
Persiapan panjang selama setahun dilakukan oleh para seniman muda Desa Singakerta.
Misi mereka tidak hanya memenangkan kompetisi, tetapi juga menyuarakan semangat regenerasi dan pelestarian seni budaya Bali.
“Kami bangga mendapat kepercayaan mewakili Gianyar. Ini bukan hanya soal kompetisi, tapi panggilan untuk menjaga warisan leluhur tetap hidup di hati generasi muda,” ujar Wayan Eris Stiawan.
Dibalik suksesnya penampilan, Wayan Eris Stiawan mengungkapkan menemukan berbagai kendala dalam menyatukan para seniman muda mengingat sebagian besar bekerja dan sekolah.
“Yang namanya proses pasti ada kendala, mengingat kami di Desa Singakerta yang terdiri dari 14 banjar. Jadi untuk menyatukan semuanya dalam satu sekaa menjadi tantangan buat kami,” lanjutnya.
Adapun seniman yang diterjunkan antara lain 29 orang penabuh, dua orang penari bapang barong, dan dua orang penari tedung.
Penampilan Komunitas Kerta Yowana ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Singakerta, yang dipimpin oleh I Ketut Murja selaku Perbekel Singakerta.
Kehadiran kelompok seni ini mencerminkan komitmen desa dalam melestarikan seni dan budaya lokal, sekaligus memberikan ruang ekspresi bagi generasi muda di bidang seni pertunjukan. (bp/jk/ken)