TABANAN, Balipolitika.com– Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., menghadiri secara langsung pembukaan Bantiran Festival ke-2 (Banfest) di Bale Banjar Dinas Tejabukit, Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Jumat, 4 Juli 2025.
Festival ini diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian warisan budaya lokal sekaligus dalam rangka memperingati Hari Jadi Desa Bantiran.
Dalam sambutannya, Sanjaya menyampaikan apresiasi atas inisiatif masyarakat dalam menyelenggarakan festival tersebut.
Ia menilai, Desa Bantiran sebagai salah satu desa tua di Tabanan memiliki kekayaan sejarah, budaya, dan alam yang luar biasa.
“Kecamatan Pupuan, dengan hamparan kebun kopi, sawah terasering, dan hasil bumi lainnya, sangat layak menjadi destinasi agrowisata unggulan di Kabupaten Tabanan. Maka, saya menilai bahwa festival ini bukan hanya menyangkut aspek hiburan saja, namun juga merupakan strategi kebudayaan untuk membangkitkan ekonomi rakyat secara keseluruhan,” ujarnya.
Bantiran Festival ke-2 yang berlangsung selama 11 hari, dari tanggal 1 hingga 12 Juli 2025, menghadirkan beragam kegiatan menarik.
Di antaranya lomba permainan tradisional seperti layangan, mekoret antar banjar, serta mepentet (permainan karet) antar siswa SD, dan permainan tradisional lainnya seperti gangsing, tajog, dan gale-gale (tepak selodor).
Festival ini juga dimeriahkan dengan lomba kuliner membuat sate dan lawar, lomba penjor hias oleh sekehe teruna teruni (ST) hingga lomba jegeg bagus sekehe teruna-teruni.
Selain itu, penampilan baleganjur dan gong kebyar dari berbagai sekaa seni turut menyemarakkan suasana.
Sebagai penutup, pada tanggal 12 Juli 2025 mendatang, akan digelar pertunjukan musik spesial dari grup band lokal Bali.
Sanjaya memberikan dukungan positif terhadap semangat pelestarian budaya yang ditunjukkan masyarakat melalui berbagai lomba, permainan, dan pertunjukan seni yang sarat dengan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal.
“Warisan Bali adalah budaya, dna budaya itu tidak akan hilang. Jika emas kalau digerus terus akan habis, kalau budaya semakin kita pertahankan semakin bagus kan 7 keturunan tidak akan habis. Jagalah budaya dan kearifan lokal kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sanjaya mengajak seluruh masyarakat Bantiran untuk memanfaatkan momentum ini, tidak hanya sebagai ajang pelestarian budaya, tetapi juga sebagai sarana memperkuat solidaritas sosial, mempromosikan produk lokal, dan meningkatkan daya saing daerah.
“Pada poin ini, Pemerintah Kabupaten Tabanan akan terus berkomitmen mendukung kegiatan seperti ini, karena sejalan dengan visi kita, yaitu mewujudkan Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, Madani (AUM),” tegasnya.
Dengan mengusung tema “Kumara Guna” yang berarti Anak yang Berguna, Bantiran Festival 2025 menyampaikan pesan penting tentang harapan masyarakat terhadap generasi muda agar tumbuh menjadi insan yang bermanfaat bagi bangsa, negara, dan lingkungannya.
Selaku Ketua Panitia, Agus Putu Eka Nanda menekankan bahwa festival ini merupakan wadah kreativitas, aktivitas, dan kolaborasi seni tradisi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat Bantiran, mulai dari ibu-ibu PKK, karang taruna, perangkat desa, pelaku usaha lokal, hingga masyarakat umum. (bp/ken)