JAKARTA, Balipolitika.com- Nyoman Paul dan Keisya Levronka adalah dua sosok muda berbakat yang mencuri perhatian publik Indonesia melalui ajang pencarian bakat, Indonesian Idol.
Nyoman Paul Fernando Aro, lahir pada 23 Juni 2001 di Bali, merupakan penyanyi keturunan Indonesia-Swedia yang sebelumnya berkarier sebagai atlet sepak bola.
Paul berhasil masuk empat besar dalam Indonesian Idol musim ke-12 pada tahun 2022–2023.
Sementara itu, Keisya Levronka, lahir pada 2 Februari 2003 di Malang.
Keisya memulai kariernya di dunia hiburan melalui Indonesian Idol musim ke-10 pada tahun 2019–2020.
Setelah itu, ia meraih popularitas sebagai penyanyi dengan lagu ‘Tak Ingin Usai’ dan juga berkarier di dunia akting.
Keduanya kini menjadi sorotan karena kedekatan mereka.
Tentu ini memunculkan rasa penasaran publik terhadap latar belakang keluarga masing-masing.
Berikut fakta keluarga Nyoman Paul dan Keisya Levronka yang memiliki latar belakang unik.
1. Latar belakang orangtua Paul dan Keisya Levronka
Nyoman Paul memiliki latar belakang orangtua yang cukup beragam.
Mamanya adalah orang Bali bernama Kadek Sri Widari dan sang papa diketahui orang Swedia bernama Rami Aro.
Kedua orangtua Paul tidak memiliki latar belakang pernah terjun ke dunia hiburan.
Bahkan Paul sebelum menjadi finalis Indonesian Idol, ia merupakan atlet sepak bola profesional.
Hal ini berbeda dengan Keisya Levronka.
Artis perempuan itu diketahui memiliki mama, Levi Leonita Davies yang dulu pernah berprofesi sebagai seorang model.
Jadi, ini bukan kali pertama keluarga Keisya terjun ke dunia hiburan.
2. Sama-sama punya saudara, keluarga Paul sangat beragam
Nyoman Paul sendiri menjadi salah satu dari sekian banyak artis yang memiliki darah blasteran.
Namun, Paul memiliki saudara yang hanya satu mama atau satu papa dengannya.
Penyanyi yang bersahabat dengan Salma Salsabil ini memiliki tiga kakak perempuan dan satu adik laki-laki yang satu ibu.
Sementara itu, Paul juga memiliki satu kakak perempuan yang satu papa.
Sementara itu, Keisya Levronka adalah anak bungsu di keluarganya.
Ia memiliki dua orang saudara laki-laki yakni Garry Milano dan Lexi Valleno.
Keisya adalah satu-satunya anak perempuan di keluarganya.
3. Agama di keluarga Nyoman Paul dan Keisya Levronka
Nyoman Paul menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Bali.
Paul diketahui baru pindah dan menetap lama di Jakarta setelah menjadi peserta Indonesian Idol.
Sudah berpisah dengan sang Papa sejak kecil, Paul banyak dididik keluarga dari pihak ibunya.
Begitu juga dengan agama yang dianutnya, Paul diketahui beragama Hindu.
Keisya Levronka diketahui menganut agama Islam.
Seluruh anggota keluarga Keisya juga menganut agama Islam.
4. Sama-sama didukung keluarga di dunia hiburan
Meski Nyoman Paul berasal bukan dari keluarga artis, Paul saat berlaga di Indonesian Idol musim ke-12 tetap didukung penuh orangtua dan keluarga besarnya.
Kariernya yang switch dari atlet profesional ke penyanyi juga pilihannya sendiri.
Hal itu didukung penuh terutama oleh sang mama.
Keisya pun demikian, bahkan sepak terjangnya di awal karier didukung justru karena sang mama.
Ia mengikuti jejak sang mama menjadi model terlebih dahulu baru menjadi peserta di Indonesian Idol musim ke-10.
5. Pentingnya makna keluarga bagi keduanya
Nyoman Paul pernah menghabiskan liburan ke Eropa untuk bertemu keluarga dari sang papa.
Ia bertemu dan tetap dekat untuk menjaga silaturahmi dari keluarganya di Swedia sana.
Ini menyimpulkan betapa pentingnya makna keluarga bagi Paul.
Ia juga sangat dekat dengan sang Ibu serta dua kakak dan adiknya di Indonesia.
Nyoman Paul pernah menghabiskan liburan ke Eropa untuk bertemu keluarga dari sang papa.
Ia bertemu dan tetap dekat untuk menjaga silaturahmi dari keluarganya di Swedia sana.
Ini menyimpulkan betapa pentingnya makna keluarga bagi Paul.
Ia juga sangat dekat dengan sang Ibu serta dua kakak dan adiknya di Indonesia.
Keisya pun serupa, baginya keluarga juga menjadi hal penting di hidupnya.
Ia bahkan memiliki lagu untuk sang Adik, Lexi.
Single ‘Tawamu’ menceritakan dukungan penuh Keisya untuk adiknya yang mengalami kecelakaan wall climbing dan sempat merasa putus asa. (bp/jk/ken)