DENPASAR, Balipolitika.com– Kondisi jenazah Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Australia yang menjadi korban pembunuhan di Villa Casa Santisya, Jalan Pantai Munggu, Seseh, Banjar Sedahan, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Sabtu, 14 Juni 2025 sungguh mengenaskan.
Tim Forensik RS Prof Ngoerah Denpasar segera akan melakukan otopsi terhadap jenazah Zivan Radmanovi (32 tahun).
Otopsi dilakukan berdasarkan permintaan dari penyidik Polres Badung, namun tim Forensik masih menunggu persetujuan dari pihak keluarga korban Zivan Radmanovi.
Dokter Spesialis Forensik RSUP Prof. Ngoerah, Dr. Dudut Rustyadi secara teknis otopsi dapat dilakukan apabila pihak keluarga, khususnya istri korban telah menandatangani surat persetujuan otopsi.
Sementara yang telah dilakukan tim forensik terhadap jenazah Zivan Radmanovi yang diterima pada Sabtu, 14 Juni 2025 sekitar pukul 05.50 adalah sebatas pemeriksaan luar.
“Kami lanjutkan dengan pemeriksaan luar, sekitar 06.42 Wita. Dalam hasil pemeriksaan luar jenazah dalam keadaan segar, belum ditemukan tanda-tanda pembusukan,” jelas Dr. Dudut Rustyadi, SpFM, (K), SH, Senin, 16 Juni 2025.
Pemeriksaan luar menunjukkan 3 jenis luka pada tubuh korban, yakni luka terbuka, luka lecet, dan luka memar.
Pada luka terbuka, ditemukan empat luka berbentuk bulat diduga akibat tembakan yang berada di area bagian dada kiri, perut, punggung tangan, dan bokong.
Dikarenakan belum dilakukan otopsi pada tubuh korban, maka luka-luka itu belum dapat dipastikan apakah akibat tembakan peluru secara langsung atau bukan.
“Belum bisa kami konfirmasi luka tembaknya karena ada beberapa hal yang mempengaruhi antara lain masuknya anak peluru bisa langsung, bisa pantulan, bisa ada penghalang. Bila anak peluru masuk ke tubuh korban maka itu akan meninggalkan ciri khas, salah satunya ditemukan luka lecet pada saat anak peluru tembus ke tubuh korban,” bebernya.
Pihak medis juga menemukan beberapa luka terbuka akibat benda tumpul di area wajah, dagu, bahu kiri, punggung tangan, paha, dan kaki si bule.
Kemudian luka lecet dan memar tersebar pada bagian wajah, badan, dan tangan kanan.
Meski ditemukan sejumlah luka pada tubuh korban, pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian korban.
“Jadi saat ini penyebab mati belum bisa ditentukan, apakah akibat kekerasan tumpul, atau yang diduga luka tembaknya, karena belum terconfirm. Nanti setelah otopsi baru bisa kita tentukan,” pungkasnya.
Di villa Casa Santisya, tragedi mengerikan menimpa dua warga Australia di mana satu korban bernama Zivan Radmanovi dinyatakan meninggal dunia akibat berondongan peluru para pelaku.
Satu korban lainnya, Shanar G (35 tahun) masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit BIMC, Kuta. (bp/tim/ken)