DUNIA, Balipolitika.com – Tragedi kecelakaan pesawat kembali terjadi, kali ini di India. Naasnya, pesawat jatuh di pemukiman yang padat penduduk.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengonfirmasi tak ada warga negara Indonesia (WNI) menjadi penumpang dalam Pesawat Air India yang jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad, India Barat pada Kamis (12/6) pukul 13.38 waktu setempat.
Informasi ini berdasarkan data manifes penumpang dari KJRI Mumbai. “Berdasarkan manifest dari KJRI Mumbai, tidak ada WNI yang menjadi penumpang di dalam pesawat itu,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha.
Pesawat Air India AI 171 bertipe Boeing 787-8 Dreamliner ini berangkat dari Ahmedabad, Gujarat menuju London, Inggris.
Namun setelah lepas landas, pesawat mengalami kecelakaan, dan jatuh di sebuah kawasan padat penduduk dekat bandara. Pesawat tersebut membawa 242 orang dengan rincian 232 penumpang dan 10 kru.
Pihak maskapai mengungkapkan penumpang dan awak pesawat terdiri dari warga negara India, Inggris, Kanada, dan Portugal.
Air India dengan nomor penerbangan 171 tersebut sempat melakukan panggilan darurat (mayday) ke menara pengawas (Air Traffic Controller/ATC) sebelum jatuh di luar bandara.
Video yang beredar di media sosial, memperlihatkan asap hitam tebal mengepul ke angkasa, lalu kedatangan tim tanggap darurat.
Kutipan dari India Today, setidaknya tujuh mobil pemadam kebakaran telah tiba untuk memadamkan api.
Times of India melaporkan, sebagian puing pesawat Air India tersangkut di bangunan tempat tinggal.
Bos maskapai Air India, Natarajan Chandrasekaran, mengonfirmasi bahwa salah satu pesawatnya jatuh tak lama setelah lepas landas.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA) India bersama Boeing dan otoritas keselamatan penerbangan internasional, telah membentuk tim investigasi.
Adapun fokus utama investigasi tertuju pada analisis black box, termasuk Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR), untuk mengetahui rekaman teknis dan komunikasi pilot sebelum kecelakaan.
Hingga kini insiden ini menjadi kecelakaan fatal pertama dalam sejarah operasional Boeing 787 sejak tahun 2011.
Menurut pernyataan beberapa pakar, dari media lokal NDTV, kecelakaan ini dugaannya terjadi akibat kegagalan daya angkat pesawat di fase awal penerbangan, yang bisa saja oleh kesalahan konfigurasi flap.
Salah satu fakta yang mencolok adalah, bahwa pesawat belum sempat menarik roda pendaratan ketika mulai kehilangan kendali, mengindikasikan bahwa masalah terjadi sangat awal setelah lepas landas.
Sementara itu, beberapa pakar lain memperkirakan penyebab kecelakaan mungkin karena adanya tabrakan dengan burung (bird strike).
Pemerintah India telah menyampaikan bela sungkawa dan memerintahkan audit keselamatan pada seluruh maskapai besar dalam negeri. (BP/OKA)