BADUNG, Balipolitika.com- Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana membuka Bali & Beyond Travel Fair atau BBTF 2025 di Nusa Dua, Bali, Rabu, 11 Juni 2025.
Event tahunan yang sudah berlangsung ke-11 kalinya itu ditargetkan oleh panitia tahun ini bisa menuai transaksi hingga Rp 7,8 triliun.
Menteri Pariwisata Widiyanti menyatakan, kehadiran pelaku industri pariwisata dari berbagai negara membuat Bali & Beyond Travel Fair bukan sekadar forum bisnis.
“Ini adalah sebuah wadah perayaan atas ketahanan, kreativitas, serta komitmen bersama dalam membangun masa depan pariwisata global yang berkelanjutan,” kata Widiyanti.
Menurut Widiyanti, Bali bukan hanya destinasi wisata melainkan juga gerbang strategis menuju kawasan Indonesia lainnya. Karena itulah Kemenpar meluncurkan Program Bali and Beyond Tourism September 2024.
“Tujuannya mengembangkan pariwisata di Bali Utara dan Barat, termasuk Jembrana dan Buleleng, serta wilayah Banyuwangi di Jawa Timur,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Putu Winastra mengungkapkan acara tahun ini dihadiri oleh 529 pembeli dari 45 negara, dengan kontingen terbesar dari Australia, India, Uni Emirat Arab, dan Filipina.
Mereka akan bertemu dengan 499 perusahaan penjual di 284 stan, yang mewakili tujuh negara, yakni Indonesia, Spanyol, Malaysia, Singapura, AS, Namibia, dan Thailand.
Pameran juga diikuti 11 provinsi di Indonesia, yakni Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan.
“Target kami adalah transaksi senilai Rp 7,8 triliun atau meningkat 3 persen dibanding tahun lalu,” kata Winastra.
Adapun tahun ini, Bali & Beyond Travel Fair mengambil tema Melestarikan Alam Hijau dan Warisan Budaya untuk Dunia.
Tema itu untuk menegaskan kembali komitmen industri perjalanan dan pariwisata terhadap keberlanjutan lingkungan dan budaya serta untuk berbagi praktik terbaik industri yang menjaga alam dan warisan dalam pariwisata.
Para pelaku pariwisata didorong untuk menonjolkan langkah konkret mereka menuju keberlanjutan dan keselarasan mereka dengan konsep seperti filosofi Tri Hita Karana Bali atau tiga sumber kebahagiaan hidup manusia.
Bali & Beyond Travel Fair 2025 juga menghadirkan serangkaian segmen pariwisata, seperti wisata spiritual dan retret, wisata medis dan kebugaran, wisata petualangan, serta akomodasi dan layanan mewah.
Sementara itu, ajang Bali & Beyond Travel Fair 2025 juga digunakan untuk memberikan penghargaan terhadap sejumlah tokoh yang memiliki jasa besar dalam pengembangan pariwisata Bali melalui sumbangannya dalam pelestarian budaya dan lingkungan.
Mereka adalah I Made Janur Yasa untuk kategori Sustainable Agriculture & Green Nature, Prof I Made Bandem untuk kategori Preservation of Heritage, Art, and Culture serta Tjokorda Gde Putra Sukawati untuk kategori Guardians of Balinese Philosophy and Cultural Legacy. (bp/jk/ken)