DENPASAR, Balipolitika.com– I Nyoman Subrata (76) alias Petruk, Sang Ketut Arka alias Ajik Perak (70 tahun), dan Sang Made Juni Putra yang dikenal dengan nama panggung Blauk dipastikan tidak ikut dalam garapan Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas di bawah naungan Yayasan Bali Murda Citta serangkaian PKB 2025, Rabu, 2 Juli 2025 mendatang.
Walaupun trio seniman Bangli tersebut undur diri, Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas tetap akan tampil di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Bali menghibur para penonton.
Buktinya, berbagai persiapan dilakukan di Sekretariat Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas di Puri Gandapura, Denpasar, Minggu, 8 Juni 2025.
Mulai dari pemantapan naskah cerita hingga penyatuan tetabuhan pendukung drama gong lawas yang mengambil judul “Sanan Tuak”.
Ketua Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas, Anak Agung Gede Oka Aryana, SH.,M.Kn., memastikan bahwa Petruk Cs tidak terlibat dalam pementasan drama gong lawas pada PKB 2025 nanti.
Namun, pemeran lainnya yang tergabung dalam Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas akan “guyub” tampil di Panggung Terbuka Ardha Candra.
Total ada sebanyak 23 orang pemain drama gong lawas akan menghibur masyarakat Bali.
Sementara penabuhnya sebanyak 28 orang yang merupakan anggota Paguyuban Drama Gong Lawas.
Oka Aryana yang berprofesi sebagai notaris ini menceritakan bahwa Paguyuban Drama Gong Lawas awalnya tidak mendapatkan jadwal tampil pada PKB 2025.
Namun, pihaknya meminta kepada Disbud Bali agar diberikan ruang ikut tampil dalam PKB 2025.
Akhirnya permohonan tersebut disetujui oleh Disbud Bali dan mendapatkan jadwal pentas pada Rabu, 2 Juli 2025 di Panggung Terbuka Ardha Candra, akan tetapi dengan biaya mandiri alias ngayah.
Terkait tidak dilibatkannya Petruk Cs, Agung Aryana menjelaskan bahwa paguyuban sudah menghubungi Petruk untuk ikut tampil di PKB nanti.
Ini sesuai dengan arahan Gubernur Bali, Wayan Koster agar Petruk Cs dilibatkan dalam pementasan drama gong lawas.
Namun, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil karena Petruk Cs memutuskan tidak ikut terlibat dalam pementasan drama gong lawas di PKB 2025.
“Kami dari paguyuban sudah bergerak dan melakukan pendekatan dari hati ke hati kepada Kak Petruk Cs, akan tetapi karena pertimbangan tertentu Kak Petruk Cs dengan komunikasi yang sangat baik sekali tidak berkenan untuk tampil kembali. Bahwa atas keputusan Kak Petruk Cs. tersebut kami dari Paguyuban Drama Gong Lawas tidak bisa memaksa dan menghormatinya,” ujar Agung Aryana.
Ia kembali menegaskan bahwa tidak ada dari panitia PKB atau tim kurator yang melarang tampilnya Kak Petruk Cs. di PKB asal bisa memenuhi kriteria dan arahan yang ditekankan.
Paguyuban Drama Gong Lawas pun menyesalkan dengan tidak tampilnya Petruk Cs. ada yang mengaitkan dengan masalah politik.
Apalagi, Paguyuban Drama Gong Lawas dari awal pembentukan tetap komitmen dan berjalan lurus hanya dengan tujuan untuk mengajegkan seni budaya Bali khususnya seni budaya drama gong.
Terlebih lagi kepengurusan Paguyuban Drama Gong Lawas bukan merupakan orang politik, akan tetapi memang benar-benar pencinta seni drama gong.
Agung Aryana menyampaikan bahwa hubungan antara Paguyuban Drama Gong Lawas dengan Petruk Cs dalam keadaan baik-baik dan sangat guyub.
Paguyuban Drama Gong Lawas ungkapnya dibentuk dari awal adalah dengan visi dan misi untuk ngajegang seni budaya Bali, khususnya seni drama gong yang sejalan dengan program dari Pemda Bali yaitu “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. (bp/ken)