TABANAN, Balipolitika.com– Mendadak, Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, I Made Suryana, S.E. naik daun dan menjadi buah bibir di mana-mana.
Dilarang terlibat dalam politik praktis, termasuk menjadi pengurus partai politik, anggota partai politik, atau menjadi bagian dari tim kampanye atau tim sukses peserta pemilu/pilkada sesuai dengan ketentuan hukum, seperti UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, I Made Suryana malah berbalik 180 derajat.
Dalam rekaman suara yang disebarluaskan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerakan Indonesia Raya (DPD Gerindra) Provinsi Bali, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. alias De Gadjah, Jumat, 6 Juni 2025, dengan nada penuh kemarahan I Made Suryana menekan Semeton Semut yakni pendukung pasangan I Nyoman Mulyadi dan I Nyoman Ardika alias Sengap padahal hajatan Pilkada Tabanan 2024 sudah lama usai.
Merespons hal itu, De Gadjah menilai I Made Suryana adalah sosok kepala desa yang sangat benci dengan Partai Gerindra sekaligus pemecah belah masyarakat di akar rumput.
“Ini dia sosok kepala desa yang sangat benci dengan Partai Gerindra dan pemecah belah rakyat di bawah dan pemecah belah bangsa dengan ucapannya yang berapi-api padahal hajatan politik sudah selesai. Kami tidak tahu apa yang menjadi dasar dia sangat benci dengan Gerindra? Oh ternyata dia kepala desa yang terafiliasi dengan partai lain,” tulis De Gadjah dalam status media sosialnya, Jumat, 6 Juni 2025.
“Dan di depan forum rapat resmi dia mengatakan tidak akan pernah mau menandatangani apapun bentuk bantuan yang berembel-embel di belakangnya Partai Gerindra apa pun konsekuensinya. Wow keren banget bapak kepala desa ini. Bapak sebagai pemimpin jangan sampai memecah rakyat dan bangsa Pak Kades. Tunggu episode berikutnya Pak. Kira-kira apa yang akan terjadi bagi manusia-manusia pemecah belah bangsa dan rakyat?!,” sambung De Gadjah.
Diberitakan sebelumnya, saat hajatan politik Pemilu Serentak 2024 sudah berakhir, Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, I Made Suryana, S.E. seolah-olah tampil sebagai pahlawan kesiangan.
“Sementon Semut (pendukung pasangan I Nyoman Mulyadi dan I Nyoman Ardika alias Sengap, red), mangkin puniki tolong angkat tangan. Pada waktu niki sire sane hadir driki memilih Sanjaya-Dirga (pasangan I Komang Gede Sanjaya dan I Made Dirga, red)? Angkat tangan! Wenten driki ring ajeng Kayangan Pura Taman puniki. Angkat tangan dumun! Nggak jangan! Angkat tangan dumun!” pinta I Made Suryana terus mendesak meskipun masyarakat sudah berceloteh saat ini hajatan politik sudah usai.
I Made Suryana berkoar-koar bahwa imbas dari politik kini Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan kena batunya.
“Kenapa tidak mau angkat tangan? Karena semeto puniki kemarin sebagian besar puniki di Semut. Kader Gerindra, berjuang di Gerindra, mangkin puniki sira makte banget, niki anunya Pak Adi (anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Adi Wiryatama, red) kan? Pak Adi orang apa? PDI kan?” tanya Perbekel Baturiti, Kerambitan, Tabanan dengan nada tinggi.
“Mangkin Bapak puniki ngambil bantuannya dari perjuangannya Pak Adi yang di PDI. Niki berjuang di Gerindra, ngambil bansos di PDI. Pokoknya 4 tahun ke depan puniki kalau sudah nanti labelnya di belakangnya Gerindra tiang tidak akan pernah tanda tangan. Oh, tiang tidak akan pernah tanda tangan. Konsekuensi. Biar bin mani bin puan tiang suud jadi kepala desa, tiang tanggung,” tantang Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, I Made Suryana, S.E. sesuai rekaman suara yang disebarluaskan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerakan Indonesia Raya (DPD Gerindra) Provinsi Bali, Made Muliawan Arya, S.E., M.H. alias De Gadjah, Jumat, 6 Juni 2025. (bp/ken)