DENPASAR, Balipolitika.com- Gubernur Bali, Wayan Koster dengan tegas menyampaikan agar Pesta Kesenian Bali XLVII Tahun 2025 selama pelaksanaannya memperhatikan sejumlah hal yang berkaitan dengan tingkat kebersihan, tidak ada plastik, jumlah partisipan diperhatikan termasuk melibatkan seniman lawas, seperti seniman drama tradisional Petruk yang sempat tenar di masanya.
“Dan saat ini janganlah mereka ditinggalkan atau dilupakan. Karena mereka tampil dengan konsep lawakan yang sudah melekat dengan karakter tata bahasa, gaya, dan logatnya,” ucap Koster saat memimpin Rapat Pleno Pesta Kesenian Bali XLVII Tahun 2025 di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kamis, 5 Juni 2025.
Selanjutnya, Koster menyampaikan agar semua pihak yang terlibat termasuk pengunjung untuk ikut serta menjaga kebersihan taman budaya.
“Art Center itu milik kita bersama, oleh karenanya kita wajib menjaga kebersihan. Terlebih saya minta kepada pihak terkait, termasuk petugas keamanan dan kebersihan agar menjaga ketat pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Jika ada yang berserakan, gerak cepatlah untuk membersihaknya,” pesannya.
Disampaikan Koster kepada semua pelaku usaha yang ikut serta menjadi bagian saat Pesta Kesenian Bali berlangsung selama sebulan nanti untuk tidak membawa atau menggunakan plastik sebagai tempat makanan atau barang belanjaan.
“Hal ini tentu saja menjadi prioritas dari perhatian kita agar pengelolaan sampah yang baik dan tepat bisa dilakukan di taman budaya art center, sebagai tempat umum bagi masyarakat Bali. Dan kita tidak kebayang, apabila wilayah pertunjukkan seni kita itu penuh sesak dengan sampah yang mengakibatkan kurang nyamannya pengunjung yang datang,” tandasnya.
Selain hal di atas, Koster juga meminta kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Bali untuk turun ke lokasi, khususnya stand makanan agar melakukan pengecekan lebih awal terkait kelayakan makanan untuk dikonsumsi.
Hal ini penting dilakukan agar tidak lagi ada pengunjung, terutama anak-anak yang mengalami sakit perut akibat berbelanja di areal PKB.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha menyampaikan tema Jagat Kerthi Lokahita Samudaya yang bermakna sebagai upaya nyata mewujudkan keharmonisan antara bhuwana agung dan bhuwana alit demi keseimbangan, keharmonisan, dan tatanan kehidupan yang gemah ripah lohjinawi kang tata tentrem kertha raharja.
Cita-cita mulia tersebut diaktualisasikan dengan melakukan pemuliaan alam, manusia, dan kebudayaan Bali.
Upaya pemuliaan semesta ini tercermin dalam berbagai kearifan lokal Bali yang kemudian di transformasikan dalam berbagai garapan seni untuk menyampaikan arti penting keseimbangan dan keharmonisan hidup demi kesejahteraan semesta raya, yang akan diselenggarakan 21 Juni 2025 sampai dengan 19 Juli 2025.
Rekasedana atau pagelaran diharapkan mampu mengimplementasikan tema yang diusung jagat kerthi dan dijadikan sebagai upaya pelestarian kesenian yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari UNESCO dan WBTB Indonesia, sekaligus wahana rekonstruksi dan revitalisasi seni-seni klasik dan seni yang telah punah.
Pagelaran nantinya akan menampilkan keragaman seni tradisi, klasik dan kerakyatan serta mewakili kekhasan dan keunikan dari masing-masing kabupaten/kota se-Bali. (bp/ken)