DENPASAR, Balipolitika.com– Pementasan Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas di bawah naungan Yayasan Bali Murda Citta serangkaian Pesta Kesenian Bali XLVII Tahun 2025, Rabu, 2 Juli 2025 mendatang terancam tanpa sosok seniman legendaris I Nyoman Subrata alias Petruk.
Bermain drama gong sejak tahun 1975 atau 50 tahun lamanya, lawakan khas komedian kelahiran Bangli, 1 September 1949 diduga dicap melanggar “norma kesopanan”.
Informasi ini merujuk hasil evaluasi pementasan Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas di Pesta Kesenian Bali XLVI Tahun 2024, Kamis, 11 Juli 2024 silam.
“Dari hasil evaluasi pementasan pada PKB tahun lalu (2024, red), Drama Gong Lawas masih dianggap melakukan dialog-dialog yang tidak sepatutnya dikeluarkan padahal pada PKB tahun lalu hal tersebut sudah diwanti-wanti dan juga sudah ditekankan oleh tim kurator. Berhubung dengan adanya hal tersebut dan penekanan dari tim kurator agar tidak terjadi kesalahan yang berulang, apalagi pementasan tersebut nanti akan dihadiri oleh pejabat-pejabat di Bali, maka dengan berat hati tidak mengikutkan Kak Petruk,cs. untuk menghindari kejadian sebelumnya yang sangat menjadi perhatian oleh kurator bisa terulang kembali,” demikian informasi yang diperoleh Tim Redaksi Balipolitika.com.
Padahal, faktanya sosok Petruk yang diperankan oleh I Nyoman Subrata sukses bersinar mengocok perut lebih dari 7.000 penonton di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali serangkaian Pesta Kesenian Bali XLVI Tahun 2024, Kamis, 11 Juli 2024.
Selain Petruk, 23 pemain lain yang tampil di antaranya Ida Bagus Pujana (Gus Apel), Ketut Sudiasa (Moyo), Perak, Blauk, Wayan Lodra, Nyoman Supadma, Yan Calo, Pak Randat, Anak Agung Gede Kartika, Dewa Ayu Oka Yuniari, Sang Ayu Ganti, Mongkeg, Luh Cablek, Jro Jani, Jro Suyadnya, Wayan Puja, Slamet, Luwes, Suratmi, Sang Ayu Tirta, Madya, dan Ketut Suryanti (Tut Mas).
Membawakan lakon “Manik Kilat Bumi” yang ditulis Jero Dasaran Suyadnya, Petruk mengocok perut penonton dengan guyonan segar dan spontan.
Di tengah pertunjukan, Petruk, Perak, dan punakawan lainnya mengundang Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya dan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha naik ke atas panggung untuk berinteraksi dan membagikan hadiah kaos kepada dua penonton yang berasal dari Klungkung dan Bangli. (bp/tim)