JEMBRANA, Balipolitika.com– Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) menggagas langkah inovatif untuk mendeteksi potensi dan bakat siswa sejak dini.
Program ini merupakan bagian dari Paket Kembang-Ipat, yakni salah satu dari 24 program prioritas Bupati I Made Kembang Hartawan dan Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat), yang digenjot dalam 100 hari kerja usai dilantik menjadi bupati dan wakil bupati jembrana.
Lewat program psikotes bagi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri se-Jembrana, Pemkab ingin memastikan setiap anak mendapat arahan yang tepat dalam memilih jenjang pendidikan.
Khususnya dalam menentukan pilihan karier masa depan. Pelaksanaan psikotes dilakukan bekerja sama dengan Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tersebut turun langsung ke sekolah untuk memberikan asesmen berbasis komputer yang menilai aspek psikologis seperti kecerdasan, kepribadian, minat, dan bakat.
“Hasil dari psikotes ini akan menjadi panduan bagi guru dalam membimbing siswa, serta informasi berharga bagi orang tua dalam mengenal potensi anaknya,” kata Bupati Kembang Hartawan, Jumat 23 Mei 2025 di SMPN 1 Negara.
Bupati Kembang juga menekankan pentingnya keterlibatan aktif guru dan orang tua dalam menindaklanjuti hasil asesmen agar anak bisa diarahkan ke jurusan yang sesuai saat masuk SMA.
“Hasil asessment ini kepada orang tua, jadi orang tua bisa tahu minat dan bakat. Astungkara program berjalan baik dan bermanfaat bagi anak-anak muda jembrana,” jelasnya.
Sementara, Ni Made Swasti Wulanyani, Koordinator Program Studi Psikologi Universitas Udayana, menjelaskan bahwa tujuan utama dari asesmen ini adalah pemetaan minat dan bakat siswa sejak dini.
Hingga pertengahan Mei, sekitar 50 persen siswa telah menjalani asesmen.
Tim dari Universitas Udayana akan terus bergerak hingga seluruh target peserta tercapai.
Program ini diharapkan menjadi fondasi penting dalam membangun generasi muda Jembrana yang sadar akan potensi dirinya dan mampu mengambil keputusan pendidikan secara tepat dan terarah.
“Kita ingin siswa tidak kebingungan dalam menentukan jurusan saat masuk SMA. Bahkan jika minatnya berubah nanti, pemetaan bisa dilakukan ulang saat di SMA agar mereka punya arah yang jelas saat memilih jurusan kuliah,” ujarnya. (bp/jk/ken)