KUPANG, Balipolitika.com– ITB STIKOM Bali memperkenalkan inovasi teknologi edukasi kebencanaan Agung ARMED dalam ajang Bali Nusra Education Fair 2025 yang berlangsung di Lippo Plaza Kupang.
Aplikasi berbasis Augmented Reality (AR) ini menjadi daya tarik utama stand ITB STIKOM Bali dan mendapat perhatian khusus dari para pengunjung, termasuk Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Irjen Pol (Purn) Johny Asadoma, yang mengunjungi stand tersebut.
Momen ini dimanfaatkan oleh tim ITB STIKOM Bali untuk menunjukkan kontribusi nyata dunia pendidikan dalam mendukung mitigasi bencana berbasis teknologi.
Agung ARMED merupakan hasil dari kegiatan Pengabdian Masyarakat dengan skema Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dikembangkan oleh ITB STIKOM Bali bekerja sama dengan BPBD Provinsi Bali.
Dalam pameran ini, aplikasi tersebut dijelaskan langsung oleh Ketua Peneliti, Ibu Ni Wayan Ari Ulandari, S.Kom., M.Kom., bersama rekan dosennya Dra. Ni Made Astiti, MM.Kom.
Keduanya memaparkan bagaimana Agung ARMED dirancang sebagai media edukasi interaktif untuk membantu masyarakat memahami potensi dan penanganan bencana menggunakan teknologi augmented reality yang dapat diakses melalui smartphone.
Melalui visualisasi tiga dimensi yang imersif, Agung ARMED menyajikan simulasi letusan gunung berapi secara realistis dan edukatif. Yang membedakan, media yang digunakan bukan perangkat khusus atau alat canggih, melainkan sebuah brosur cetak biasa yang telah dirancang menjadi brosur interaktif berbasis Augmented Reality (AR).
“Cukup dengan memindai brosur menggunakan smartphone, pengguna dapat melihat animasi 3D letusan gunung api secara langsung di permukaan brosur serta informasi penting seperti Tas Siaga Bencana yang muncul secara konvergen dengan elemen AR lainnya,” terang Ari Ulandari.
Inovasi ini menonjolkan betapa teknologi tepat guna dapat mengubah media konvensional menjadi sarana edukasi yang sangat canggih, menarik, dan mudah diakses oleh semua kalangan, termasuk pelajar dan masyarakat umum.
“Agung ARMED menjadi bukti nyata bagaimana kolaborasi antara institusi pendidikan dan lembaga pemerintah dapat menghasilkan solusi kreatif dalam mendukung peningkatan literasi dan kesiapsiagaan bencana di Indonesia,” pungkas Ari Ulandari. (bp/jk/ken)