DENPASAR, Balipolitika.com– Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali melaksanakan kegiatan webinar bagi pelaku usaha secara daring pada Kamis 8 Mei 2025.
Mengusung tema “Memaksimalkan Potensi Platform Online untuk Meningkatkan Branding dan Manajemen Digital bagi Pelaku Usaha”, webinar tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha dalam mengembangkan kualitas usahanya.
“Dengan adanya kemajuan teknologi dan digitalisasi yang pesat seperti saat ini, para pengusaha IKM dan UMKM jika tidak mengikuti arus kemajuan digitalisasi akan tertinggal,” kata Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Putri Koster saat membuka webinar.
Menurutnya, webinar ini merupakan kesempatan baik bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun produk dan pemasarannya.
“Ke depannya, para UMKM harus mampu meningkatkan kemampuan manajerialnya, kualitas produk, serta pemahaman terhadap dunia kewirausahaan (entrepreneurship),” ujar Putri Koster.
Ia berharap para IKM dan UMKM di Bali tidak hanya menghasilkan karya seni, tetapi juga terus mengasah keterampilan kewirausahaannya, khususnya dalam menghadapi kemajuan teknologi dan digitalisasi.
Di era digitalisasi, kehadiran usaha secara daring bukan lagi menjadi pilihan, melainkan kebutuhan.
Untuk menghadapinya, IKM dan start-up yang ada di Bali harus memiliki branding yang kuat serta manajemen digital yang efisien agar mampu bersaing dan berkembang di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.
Webinar tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Rektor Universitas Primakara, Made Artana, serta pemilik Butik Basudewa, Ida Bagus Cakra Manuaba, yang diharapkan dapat memberikan wawasan, inspirasi, dan kiat praktis kepada para pelaku IKM dan UMKM.
Rektor Universitas Primakara, Made Artana, menyampaikan bahwa pasar digital di Indonesia sangat besar, di mana 93% dari 196,7 juta pengguna internet Indonesia pernah berbelanja secara daring.
Sementara itu, jumlah penjual di marketplace, toko daring, dan media sosial pun sangat banyak.
Oleh sebab itu, untuk bersaing di pasar digital, Artana menyampaikan bahwa pelaku usaha harus memiliki digital mindset, yaitu lincah dalam melihat perubahan sebagai peluang, selalu siap menghadapi ketidakpastian dan perubahan, memiliki semangat kolaborasi yang tinggi, serta mampu merangkul perbedaan yang ada.
Sementara itu, pemilik Butik Basudewa, Ida Bagus Cakra Manuaba, menceritakan perjuangannya membangun brand Basudewa, dari produk kerajinan rumahan hingga dikenal secara nasional.
Ia juga menyampaikan rasa syukurnya karena di tengah keterpurukan IKM dan UMKM Bali saat pandemi Covid-19, Dekranasda Provinsi Bali di bawah bimbingan Putri Koster meluncurkan program IKM Bali Bangkit.
“Berkat IKM Bali Bangkit, kami benar-benar bangkit dari keterpurukan,” ungkapnya.
Ia tidak menyangka bahwa dengan menjadi bagian dari IKM Bali Bangkit, brand Basudewa dapat dikenal luas oleh masyarakat dan mendapat banyak pembeli dari bank, kantor, bahkan mendapat kesempatan membuat busana untuk berbagai acara internasional seperti Bali Democracy Forum (BDF) dan event lainnya. (bp/jk/ken)