DENPASAR, Balipolitika.com– Sustainability for Resource Collectors Initiative (SuRCI), sebuah organisasi nirlaba yang berkomitmen memberdayakan pengumpul sampah (resource collector) melalui solusi sirkular, menggelar kegiatan pembagian sembako dan temu langsung bersama para pengumpul sampah di TPA Suwung, Denpasar, Jumat, 2 Mei 2025.
Dihadiri Country Manager SuRCI Indonesia, Annisa Fauziah, sebanyak 250 pengumpul sampah hadir dan menerima manfaat dalam kegiatan ini.
“Para Resource Collector sangat berjasa dalam menjaga lingkungan. Namun, kenyataannya di Indonesia, sektor pengelolaan sampah sebagian besar bersifat non-formal. Banyak dari mereka berasal dari kelompok termarjinalkan dan tidak mendapatkan perlindungan sosial yang layak,” ujar Annisa.
Menurut catatan Yayasan SuRCI, 3,7 juta orang di Indonesia berprofesi sebagai pengumpul sampah dan 64 persen dari mereka hidup di bawah garis kemiskinan.
42 persen diantaranya tidak dijamin kesehatan dan keamanan kerjanyanya karena tidak sanggup membayar.
Yayasan SuRCI juga mencatat pekerjaan pengumpul sampah menjadi nomor 6 paling berbahaya di dunia.
“Secara akses, 21 persen pekerja sulit mengakses ke perangkat teknologi dan internet membuat mereka tidak bisa mengakses informasi dan kesempatan lebih besar,” jelas Annisa.
Oleh karena itu, Yayasan SuRCI hadir sebagai penghubung resource collector dengan program pendidikan, manfaat sosial, dan peluang.
Yayasan SuRCI berkomitmen menjadikan mereka pemain kunci dalam ekonomi sirkular sekaligus dilihat sebagai pahlawan lingkungan sesungguhnya.
Langkah ini dimulai dengan pembagian sembako kepada resource collector di sekitaran TPA Suwung.
Berkoneksi dengan Bali Life Foundation sebagai mitra lokal, distribusi kebutuhan sehari-hari ini merupakan bentuk apresiasi awal terhadap kontribusi mereka dalam menjaga lingkungan. Terdapat 250 paket sembako yang masing-masing berisikan 5 kg beras, 1 liter minyak, dan 1 paket mi instan. Kegiatan ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga membuka ruang dialog langsung antara SuRCI dan para pengumpul sampah.
Selain kegiatan ini, Yayasan SuRCI juga menjalankan berbagai program lainnya untuk mendukung peningkatan kualitas hidup para resource collector.
Beberapa di antaranya adalah program kesehatan dan keamanan kerja, edukasi keterampilan, dan literasi, program nutrisi keluarga, dan lainnya.
Semua program dirancang untuk menjawab tantangan mendasar yang dihadapi para pengumpul sampah, serta mendorong inklusi mereka dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa dengan memberikan akses yang setara terhadap informasi, perlindungan sosial, dan kesempatan ekonomi, para Resource Collector dapat menjadi aktor utama dalam ekonomi sirkular yang adil dan berkelanjutan,” lanjut Annisa.
Yayasan SuRCI juga terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan-perusahaan yang ingin menjalankan program CSR yang berdampak nyata bagi masyarakat.
Melalui kemitraan ini, Yayasan SuRCI siap membantu perusahaan merancang dan melaksanakan program sosial yang terarah dan berdampak bagi para pengumpul sampah di Indonesia.
“Sesuai dengan misi kami, kami berharap kegiatan ini menjadi pintu awal kolaborasi jangka panjang untuk meningkatkan kesejahteraan para resource collector dan memberikan mereka akses yang lebih luas terhadap program-program sosial yang inklusif,” tambah Annisa.
Ke depan, SuRCI akan terus mendorong inisiatif-inisiatif berkelanjutan yang menjadikan resource collector sebagai bagian penting dalam ekosistem ekonomi sirkular yang inklusif dan berkeadilan. (bp/ken)