JEMBRANA, Balipolitika.com– Seharian diserbu netizen lantaran komentar-komentarnya yang menuntut toleransi agar umat Hindu Bali tidak berjualan sebulan penuh di bulan puasa plus harus ikut menunaikan ibadah puasa sebagai bentuk keadilan lantaran dirinya juga “terpaksa” ikut Nyepi, akun media sosial Mulki Vlog viral, Minggu, 30 Maret 2025.
Sangat percaya diri meminta agar umat Hindu Bali tak usah mengurus umat beragama lain dan jangan membuat aturan yang tidak memiliki keadilan sebagaimana perayaan Nyepi, tiba-tiba akun media sosial Mulki Vlog meminta maaf.
Permintaan maaf itu ia unggah di akun media sosial Mulki Vlog disertai pernyataan dirinya yang memancing amarah umat Hindu, khususnya di Bali.
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Om Swastyastu, saya atas nama akun facebook Mulki Vlog dari Desa Banyubiru, Dusun Pebuahan RT 10 memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada umat Hindu yang ada di Bali, khususnya di Jembrana karena mungkin saya yang membuat kegaduhan dan saya tidak bermaksud memprovokasi. Terima kasih,” ungkap Mulki Vlog dalam video berdurasi 25 detik.
Diberitakan sebelumnya, akun media sosial Mulki Vlog ramai dipergunjingkan netizen pasca upacara Nyipeng alias Nyepi Tahun Baru Caka 1947 yang dirayakan umat Hindu pada Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 06.00 Wita hingga Minggu, 30 Maret 2025 pukul 06.00 Wita.
Mulki Vlog meminta umat Hindu Bali tak usah merecoki umat lain saat berlangsungnya upacara Nyepi.
“Urus aja agamamu, jangan suka urus agama orang lain! Jangan suka buat aturan yang tidak memiliki keadilan!! tulis Mulki Vlog sebagaimana viral dan disebarluaskan banyak pihak.
Mengatasnamakan umat Islam yang tinggal di Bali, Mulki Vlog juga menuntut keadilan di mana ia berharap saat umat Islam harus tunduk pada aturan penyepian, umat Hindu juga harus ikut berpuasa selama bulan suci Ramadhan.
“Buktinya kita agama Islam ikut Nyepi sedangkan di saat agama Islam berpuasa Ramadhan mereka agama Hindu tidak ikut puasa Ramadhan,” sentilnya.
Mulki Vlog juga mengajukan 2 pertanyaan yang ia harap dibalas dengan tegas oleh umat Hindu sebagai bentuk keadilan dan toleransi.
“Sekarang gini ada 2 pertanyaan yang harus dijawab dengan sesuai toleransi dan keadilan kalau kita bicara toleransi. Apakah agama Hindu bisa toleransi dengan agama Islam saat berpuasa? Dan apakah itu yang dinamakan toleransi? Agama Hindu memaksa umat Islam untuk toleransi saat hari raya Nyepi, sedangkan agama Islam saat berpuasa di siang hari agama Hindu tidak ada toleransi. Buktinya agama Hindu berjualan di siang hari saat agama Islam berpuasa!!! Di sini Pulau Bali, ada 5 agama, Islam, Hindu, Kristen, Katholik, Budha, bukan hanya milik agama Hindu, tapi milik kelima agama tersebut!!! Oke, kita harus saling menghargai, tapi nggak bisa kita menghargai secara berlebihan, sedangkan agama Islam tidak dihargai. Buktinya agama Hindu berjualan di siang hari saat agama Islam berpuasa,” kritiknya. (bp/tim)