AMOR ING ACINTYA: Sosok Rektor Universitas Udayana (Unud) masa bakti 2021-2023, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.,IPU.
DENPASAR, Balipolitika.com- Rektor Unud masa bakti 2021-2023, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.,IPU. ternyata meninggal dunia sehari setelah merayakan ulang tahun ke-60.
Suami Ida Ayu Bulan Antara yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Udayana Bidang Akademik masa bakti 2017–2021 itu tercatat lahir di Badung, Bali, 7 Agustus 1964.
Guru Besar pada bidang rekayasa material teknik mesin itu menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Mangusada (Kapal), Kamis, 8 Agustus 2024 sekitar pukul 06.30 Wita.
Wikipedia.org mencatat Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.,IPU. lahir 7 Agustus 1964 di Badung, Bali, Indonesia dan meninggal dunia, 8 Agustus 2024 pada umur 60 tahun di Badung, Bali, Indonesia.
I Nyoman Gde Antara diketahui mengenyam pendidikan pada Jurusan Teknik Mesin (S-1/Ir.) di Institut Teknologi Sepuluh November dan lulus tahun 1990.
Ia melanjutkan pendidikan ke jenjang magister atau S-2 dan meraih gelar akademik Master of Engineering (S-2) dari Nagoyaka University of Technology pada tahun 2001.
Tamat S-2, I Nyoman Gde Antara meraih gelar Doctor of Engineering (S-3) dari kampus yang sama, yakni Nagoyaka University of Technology pada tahun 2004.
Selama meniti karier akademik sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sejumlah jabatan diemban I Nyoman Gde Antara.
Di antaranya Ketua Laboratorium Metalurgi Program Studi Teknik Mesin Universitas Udayana (2004-2006); Sekretaris Lembaga Penelitian Universitas Udayana (2010-2012); Ketua Bidang Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana (2012-2014); Ketua LPPM Universitas Udayana (2014-2017); Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Udayana (2017-2021); dan terakhir Rektor Universitas Udayana (2021-2023).
Menurut keterangan istri almarhum sebagaimana disampaikan Gede Pasek Suardika, Prof. Antara meninggal dunia karena sakit mendadak.
“Menurut istri almarhum, sakitnya pun tergolong mendadak karena dimulai dari rasa panas di tenggorokan dan kemudian berlanjut sakit di lambung atas yang mengakibatkan pendarahan hebat serta diare. Upaya medis dengan penambahan kantong darah sudah dilakukan dengan maksimal. Diare dengan mengeluarkan darah hitam dan lengket diduga menjadi penyebab utama kondisinya drop. Namun upaya penambahan darah itu tetap tidak bisa menolong almarhum,” jelas Gede Pasek Suardika. (bp/ken)