DENPASAR, Balipolitika.com– Sangat wajar banyak warga Bali yang memilih hijrah sementara atau tinggal di lokasi lain jika di sebelah tempat tinggalnya terdapat proyek, khususnya yang sekaligus menjadi tempat tinggal buruh proyek tersebut.
Tragedi pembunuhan Kartini (57 tahun) di Perumahan Kori Nuansa Barat, Blok III Rumah No. 6, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali, Minggu, 23 Februari 2025 sekitar pukul 03.15 Wita dini hari salah satu buktinya.
Dalam jumpa pers yang menghadirkan tersangka pembunuh Kartini, yakni Muhammad Rafli Barizi (21 tahun) dengan kondisi kedua kaki diperban akibat didor di Polresta Denpasar, Senin 24 Februari 2025, Kapolresta Denpasar Kombes Pol Muhammad Iqbal Simatupang menerangkan pencurian di TKP terencana.
Karena ketahuan oleh korban, Muhammad Rafli Barizi langsung menganiaya Kartini menggunakan pisau yang dibawa dari bedeng proyek hingga meninggal.
“Korban mengalami enam luka tusuk, satu di leher belakang yang lainnya di pundak dan punggung,” ujar Kombes Pol Muhammad Iqbal Simatupang.
Kapolsek Kuta Selatan Kompol I Gusti Ngurah Yudistira menjelaskan pelaku merupakan buruh proyek pembangunan di belakang rumah korban.
Sebelum beraksi, Muhammad Rafli Barizi mengintai rumah korban selama dua hari.
“Dengan maksud mencuri karena tak punya uang sehingga dirinya bisa mengetahui situasi rumah dan keadaan penghuninya yang hanya tinggal berdua di sana,” kata Kompol I Gusti Ngurah Yudistira.
Merasa korbannya sedang lelap tertidur, pada 23 Februari 2025 sekitar pukul 03.30 Wita, Muhammad Rafli Barizi masuk ke rumah korban menaiki tangga di belakang rumah korban.
“Dengan bantuan tangga yang ada di belakang rumah, ada proyek, naik ke tangga dan ke balkon,” jelas Kompol I Gusti Ngurah Yudistira.
Selanjutnya, dari balkon, pembunuh asal Pasuruan, Jawa Timur ini turun ke lantai satu melalui lubang ventilasi.
Apes bagi korban, di saat bersamaan ia memergoki aksi Muhammad Rafli Barizi hingga memutuskan berteriak dan nyawanya dihabisi.
Pelaku langsung memukuli korban dan menusuk leher bagian belakang hingga Kartini tewas rebah di atas meja.
Luka di leher ini yang disebut fatal karena menancap sangat dalam dan sebagai penyebab meninggal.
“Kala itu, pisau yang pelaku bawa dan gunakan menusuk leher patah. Maka, dia mengambil pisau dapur yang ada di lokasi untuk kembali menikam korban berulang kali di bagian punggung sampai tewas kehabisan darah,” terang Kompol I Gusti Ngurah Yudistira. (bp/sat/ken)