DENPASAR, Balipolitika.com- Gerakan Mahasiswa Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (Frontier) Bali kirimkan Karangan Bunga di depan Kantor Kementerian Keuangan Wilayah Bali sebagai peringatan berkabung atas dipangkasnya anggaran pendidikan oleh pemerintah, Minggu, 16 Februari 2025.
Karangan bunga bertuliskan “Turut Berduka Cita Atas Darurat Pendidikan di Indonesia dari Mahasiswa” itu dipasang di Gedung Keuangan Negara (GKN) Denpasar 1, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Jalan Doktor Kusuma Atmaja, Renon, Denpasar.
I Wayang Sathya Tirtayasa, Kepala Divisi Agitasi Propaganda Frontier Bali menjelaskan pengiriman karangan bunga serta tabur bunga di depan Kantor Kemenkeu Bali itu dilakukan sebagai bentuk simbolis berdukanya dunia pendidikan akibat dari pemangkasan anggaran Kemendiksaintek dan Kemendikdasmen yang tentu berdampak bagi kemerosotan dunia pendidikan.
“Pendidikan sedang berduka bukan tanpa sebab pemerintah memangkas anggaran pendidikan, harusnya anggaran pendidikan diprioritaskan bukan sebaliknya,” ucap I Wayang Sathya Tirtayasa.
Lebih lanjut, Sekjen Frontier Bali Anak Agung Gede Surya Sentana menyampaikan bahwa pemerintah tidak serius menangani masalah pendidikan di Indonesia.
Dimasukkanya pendidikan bukan sebagai program utama pemerintah menunjukkan bagaimana abainya pemerintah akan pendidikan di negeri ini sementara fakta di lapangan menunjukkan masih tingginya keluhan masyarakat terhadap biaya kuliah yang tinggi.
“Ini merupakan pengkhianatan terhadap dunia pendidikan,” pungkasnya.
Pemangkasan anggaran Kemendiksaintek yang semula total pagu anggaran sebesar Rp56,6 triliun menjadi Rp14,5 triliun ini mengakibatkan pemotongan beasiswa, antara lain Beasiswa Program KIP dipangkas 9 persen dari pagu awal, Beasiswa BIP dipangkas 10 persen, Beasiswa ADIK dipangkas 10 persen, Beasiswa KNB dipangkas 25 persen, dan pemotongan Bantuan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (BPPTNBH), serta Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) diefisiensi 50 persen.
Hal ini walhasil menimbulkan dampak, khususnya bagi Perguruan Tinggi dan mahasiswa di dalamnya.
“Jelas ini pemangkasan yang sangat tak masuk akal,” tegas Sekjen Frontier Bali.
Bebernya pemangkasan beasiswa berdampak pada ribuan mahasiswa yang terancam diputus beasiswanya.
Selain itu, mahasiswa yang akan masuk Perguruan Tinggi di tahun 2025 kemungkinan besar tidak mendapatkan beasiswa akibat pemangkasan APBN.
Selanjutnya, pemangkasan bantuan operasional Perguruan Tinggi berpotensi besar menjadikan kampus kekurangan anggaran dan solusi yang tercepat adalah menaikkan UKT mahasiswa.
“Ini berpotensi naiknya UKT, sehingga akses pendidikan murah di negeri ini menjadi angan-angan saja. Selain itu hal ini menimbulkan potensi mahasiswa putus kuliah,” ungkapnya
Terakhir, pihaknya menuntut agar pemerintah pusat, yakni Presiden RI Prabowo Subianto menjadikan pendidikan sebagai pogram prioritas utama dan pemangkasan anggaran pendidikan tidak dilakukan untuk menjamin anak bangsa mendapatkan pendidikan gratis sesuai amanat konstitusi negara.
“Pemerintah harus menjamin pendidikan, bukannya fokus makan siang gratis,” tutupnya. (bp/ken)