ILUSTRASI – Usai Imlek udara Bali agak panas membara, BMKG beri penjelasan terkait ini.
BALI, Balipolitika.com – Setelah Imlek berakhir, udara di Bali tiba-tiba langsung panas membara. Tidak ada setetes pun hujan turun dalam 2 hari terakhir.
Namun sejatinya, wilayah Bali masih memasuki musim hujan. Walau puncak musim hujan di Bali telah lewat beberapa pekan terakhir.
“Memang wilayah Bali saat ini sudah memasuki musim hujan, dan puncak musim hujan sudah terjadi pada bulan Desember dan Januari,” ujar Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Wulan Wandarana,.
Pihaknya pun tidak memungkiri, fenomena teriknya paparan sinar matahari dalam beberapa hari terakhir.
Bahkan tercatat suhu maksimum yang tercatat mencapai 36 derajat celcius (36 °C). “Untuk penyebab mengapa akhir-akhir ini masyarakat merasakan bahwa di wilayah Bali terasa panas, memang tercatat di beberapa stasiun di Bali untuk suhu maksimumnya mencapai 36 °C. Dan itu memang cukup panas dan berdampak pada masyarakat,” imbuh Wanda.
Fenomena ini penyebabnya, karena pergerakan gerak semu matahari sekarang berada di wilayah selatan dan pergerakannya dari selatan menuju equator.
“Terlihat bahwa wilayah Bali juga berada di wilayah selatan, sehingga pergerakan matahari ini berdampak sehingga membuat suhunya wilayah Bali menjadi panas,” jelasnya.
Faktor lain penyebabnya menurut Wanda, di mana saat musim hujan banyaknya awan, tetapi seperti bahwa musim hujan tidak selalu terus-terusan hujan.
Pasti ada saatnya tidak hujan sehingga pada saat tidak hujan itu, penumpukan massa awan yang ada di atas berkurang. Dampaknya menyebabkan paparan sinar matahari langsung ke permukaan bumi.
“Itu juga salah satu penyebab pada saat tidak hujan suhu yang berada di wilayah bumi itu akan lebih panas dari saat hujan,” ungkap Wanda.
Prakiraan cuaca di wilayah Bali sepekan ke depan?
Wanda mengatakan untuk satu pekan ke depan cuaca di Bali masih cerah berawan, hingga berawan dan masih berpotensi hujan ringan hingga lebat di sebagian besar wilayah Bali.
Dan untuk berakhirnya musim hujan di Bali masih perkiraan bulan Maret dan April karena bulan Februari ini untuk intensitas hujannya masih ada.
Dengan kondisi seperti ini pihaknya mengimbau masyarakat agar waspada terhadap dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longsor dan pohon tumbang.
Untuk nelayan dan masyakarat pelaku bahari untuk memperhatikan tinggi gelombang karena tinggi gelombang perairan selatan bisa mencapai dua meter atau lebih.
“Jadi perlu waspada untuk perairan sekitar selatan Bali dan masyarakat untuk memperhatikan kondisi kesehatan, selama menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang berubah-ubah.
Serta selalu memperhatikan informasi dari BMKG ini khususnya peringatan dini yang selalu di-update oleh BBMKG Wilayah III Denpasar,” ucap Wanda. (BP/OKA)