Ilustrasi – Impian Bandara Bali Utara bukan isapan jempol semata.
BALI, Balipolitika.com – Bandara Bali Utara menjadi perbincangan hangat belakangan ini, khususnya usai Presiden Prabowo datang ke Bali dan mengatakan bahwa pembangunan akan terjadi.
Statement Prabowo Subianto, akan menjadikan Bandara Bali Utara menjadi New Hongkong atau New Singapore pun menjadi ramai.
Bandara Bali Utara adalah impian lama Pulau Dewata, dan menjadi harapan wilayah utara agar terjadi pemerataan ekonomi.
Serta menjadi harapan memecah kemacetan di wilayah selatan yang kian parah. Namun saat zaman pemerintahan Made Mangku Pastika, rencana ini mandeg karena banyak halangan baik secara teknis dan non teknis.
Bandara Bali Utara pun akan menjadi pintu masuk lain ke Bali, dan tentu memberikan dampak ekonomi lanjutan bagi wilayah Bali di utara hingga ke timur, yang notabene selama ini malah menjadi daerah dengan PAD terendah di Bali.
Namun tentu dampak lain juga harus terpikirkan, tidak hanya urusan ekonomi saja. Alam dan budaya juga harus terjaga jika Bandara Bali Utara benar-benar terealisasi. Sehingga tidak malah mengubah tatanan yang ada namun harusnya memperkokoh semuanya.
Nah, usai Presiden Prabowo Subianto membahas ihwal Bandara Bali Utara, Koster pun ikut nimbrung. Di mana kita tahu, kedatangan Presiden Prabowo ke Bali jelas memberikan dukungan pada paslon Mulia-PAS di Pilgub Bali.
Koster mengatakan, pembahasan Bandara Bali Utara tidak serta merta terbangun begitu saja. Pembangunannya harus sesuai tahapan yang telah teruji.
Koster menjelaskan, tahap pertama yang harus segera selesai dalam pembangunan Bandara Bali Utara adalah konektivitas dari titik bandara ke seluruh wilayah di Bali.
Untuk itu urgensi tahap pertama, kata dia, adalah pembangunan shortcut Singaraja-Mengwi yang sekarang sedang dalam proses pembangunan.
Konektivitas menjadi hal yang sangat penting karena tanpa konektivitas maka Bandara Bali Utara tidak akan berfungsi.
Koster juga menampik kabar di media sosial selama ini. Khususnya, Koster dan PDI Perjuangan yang kerap mendapat tudingan menghalangi pembangunan Bandara Bali Utara.
Koster mengatakan, pembangunan Bandara Bali Utara sudah masuk dalam rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) Provinsi Bali.
Koster menegaskan, semuanya akan sesuai tahapan yang sudah ada. Infrastruktur lalu lintas ke titik bandara yang harus terlebih dahulu mendapat pembenahan.
“Percuma kalau membangun bandara namun akses ke lokasi bandara tidak terbangun,” tegasnya. Akses itu bukan saja ke lokasi Bandara Bali Utara, tetapi juga ke seluruh wilayah di Bali.
Baik ke selatan, ke timur dan ke barat. Semuanya harus mulai terbangun. Bali harus belajar dari proyek bandara di daerah lainnya. Bandara Kertajati adalah contoh nyata sepi saat ini.
Koster pun menilai dan yakin Presiden Prabowo sangat bijak dalam membangun Bali. Termasuk soal rencana presiden dalam membangun Bandara Bali Utara.
Koster hanya menegaskan, ia mendukung pembangunan bandara di Buleleng. Ia sejalan dengan pikiran Presiden Prabowo. Namun saat ini, kata Koster, infrastruktur dan aksesibilitas ke lokasi Bandara Bali Utara masih belum siap.
Namun Koster meminta agar pembangunan Bandara Bali Utara harus terlebih dahulu dengan kajian komprehensif, mencakup lokasi, memastikan tidak akan merusak adat, tradisi, budaya, dan lingkungan. Memastikan manfaat ekonomi serta tidak meminggirkan masyarakat lokal.
Sementara itu, Komandan Pemenangan Mulia-PAS, I Kadek Rambo Prasetya meluruskan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang akan menjadikan Bali sebagai The New Singapore atau The New Hong Kong.
Sekretaris Jenderal Gerindra Bali itu, mengatakan maksud Presiden Prabowo itu bukanlah ingin mengubah Bali seperti Singapura baru.
Presiden Prabowo, kata dia, bermaksud menjelaskan Bandara Bali Utara nanti bernuansa modern dan canggih seperti di Singapura atau Hongkong. (BP/OKA)