TABANAN, Balipolitika.com– Masyarakat Tabanan sejatinya merupakan masyarakat agraris yang kental dengan tradisi gotong royong.
Hal itu terlihat melalui adanya sekehe-sekehe, misalnya sekehe mamula, sekehe manyi, dan lain-lain.
Keberadaan sekehe-sekehe tersebut telah menghilang dari kehidupan masyarakat Tabanan seiring dengan alih fungsi lahan pertanian untuk pemukiman dan industri pariwisata.
Ironisnya, peran sekehe tani pun telah diambil alih oleh para pendatang.
Menyikapi kondisi memprihatinkan ini, Paslon Bupati dan Wakil Bupati Tabanan Nomor Urut 01, I Nyoman Mulyadi- I Nyoman Ardika “Sengap” menegaskan bahwa sejatinya semangat gotong royong di dalam kehidupan bermasyarakat masih hidup meskipun harus diakui sudah sangat terkikis.
“Ke depan sistem gotong-royong akan kami galakkan terus karena sekarang sudah tergerus. Mudah-mudahan ke depan kalau kami diberikan jalan untuk mengabdi di Tabanan, kami akan rutin melakukan komunikasi dengan sekehe-sekehe yang lainnya,” urai I Nyoman Mulyadi.
Ditambahkan I Nyoman Ardika “Sengap”, terkait dengan sektor pertanian keberadaan sekehe sekarang menurun akibat kenyataan pahit yang dialami oleh para petani di Tabanan.
“Satu, sistem irigasi yang mengalami kesulitan. Kedua, pupuk yang sangat langka. Ketiga, bibit yang sangat sulit didapat. Keempat, penjualan pasca panen. Paket MS Glowing memiliki 21 program yang menjawab masalah di bidang pertanian. Salah satunya adalah pemberian pupuk gratis dan bibit gratis kemudian pemberian Rp500 juta kepada desa adat dan subak diharapkan mampu untuk meringankan beban dan meningkatkan kinerja daripada petani kita. Kenapa hari ini kemudian orang dari luar bisa lebih banyak bekerja (di sawah, red) karena SDM-nya lebih murah secara finansial. Ke depan, kalau produksi kita bisa kita bangun dengan lebih murah, maka sistem kerja sama gotong royong pasti akan terbangun dengan baik,” urai I Nyoman Ardika “Sengap”.
Terangnya, sistem yang menjadi pondasi dasar kehidupan masyarakat Bali sesungguhnya adalah (wajah, red) demokrasi yang paling tinggi.
“Paras-paros, sagilik-saguluk, salunglung sabayantaka medasar antuk paras-paros sarpanaya. Ke depan astungkara kami diberikan (kepercayaan, red), 21 program yang kami sudah canangkan mulai dari kami ditetapkan akan kami wujudkan melalui program petani yang bisa menjawab segala permasalahan yang ada,” tegasnya. (bp/ken)