KARANGASEM, Balipolitika.com- Meski digeser kurang lebih 300 meter ke arah utara, titik suci Pura Titi Gonggang, Desa Besakih, Karangasem tetap di lokasi lama yang kini jadi tempat penimbunan sampah.
Oleh umat Hindu setempat, di bawah titik lama Pura Titi Gonggang ini disebutkan terdapat lempengan batu besar yang menjadi sumber energi niskala.
Dalam beberapa kejadian, umat setempat menyebut beberapa pemedek yang sembahyang di lokasi pura baru tiba-tiba kembali ke titik lokasi pura lama karena peristiwa mistis dan keyakinan bahwa Ida Bhatara tidak berkenan digeser.
Sebagaimana diketahui publik luas, Pura Titi Gonggang merupakan tempat berstananya Sang Hyang Yamadipati.
Pura Titi Gonggang dipercaya sebagai garis batas dunia neraka dengan lapisan alam rohani di atasnya.
Pura Titi Gonggang juga identik sebagai jembatan penentu bagi roh di alam bawah menuju Swah Loka.
Swah Loka merupakan salah satu dari tiga lapisan alam dalam agama Hindu yang disebut Tri Loka.
Tri Loka adalah konsep keseimbangan antara ketiga alam, yaitu Bhur Loka (alam neraka), Bhuvah Loka (alam tengah), dan Svah Loka (alam para dewa).
Digesernya titik spiritual Pura Titi Gonggang ini sejatinya diprotes banyak pihak, salah satunya budayawan sekaligus penekun spiritual asal Badung, Ida Bagus Pada Kusuma.
Hadir ke lokasi sebelum pemindahan pura dilakukan, Gus Pada mengatakan bahwa Pelinggih Pertiwi, Pelinggih Titi Gonggang, Pelinggih Sang Hyang Wiswakarma, dan Pelinggih Surya Upasaksi tidak boleh dipindah.
“Jika Pura Titi Gonggang benar-benar dipindah, ini akan menjadi sebuah tragedi karena keberadaan pura suci ini telah direstui oleh leluhur-leluhur secara turun-temurun. Pelinggih-pelinggih ini seluruhnya sangat mataksu. Pelinggih Pertiwi berhubungan dengan bumi, Pelinggih Titi Gonggang, jalan menuju surga dan bumi, Pelinggih Sang Hyang Wiswakarma tentang wewangunan (arsitektur bangunan) bumi Bali, dan Pelinggih Surya Upasaksi ibarat matahari yang menjadi kunci peradaban manusia,” ujarnya.
Ida Bagus Pada Kusuma mewanti-wanti jangan sampai pura-pura suci di Bali dikamuflase oleh kepentingan segelintir oknum.
Demi menghormati warisan serta jnana alias pengetahuan tinggi para leluhur, ia meminta agar pura tetap berada di tempatnya masing-masing. Jangan digeser atau dipindahkan.
“Biar umat yang mengejar pura, bukan tempat suci yang diatur untuk kepentingan umat. Saya yakin dan percaya umat di Bali akan sangat percaya dan mendukung Gubernur Bali bilamana hal ini (pemindahan, red) tidak terjadi,” ungkapnya saat meninjau langsung keberadaan Pura Suci Titi Gonggang, Desa Besakih, Minggu, 12 September 2021 silam.
Gus Pada- sapaan akrab Ida Bagus Pada Kusuma- menegaskan Pura Titi Gonggang dibangun berdasarkan jnana tinggi sehingga idealnya tidak dipindahkan satu sentimeter pun.
Pemindahan hanya bisa dilakukan karena faktor bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan sejenisnya.
“Jika pura suci ini dipindahkan tentu akan menjadi keberatan bagi umat. Saya pribadi sangat keberatan sekali dan menolak hal itu. Mohon dengan sangat hormat agar pemerintah memperhatikan hal-hal yang bersifat sangat mendasar di Bali. Hal (peninggalan, red) yang sudah ada ini diganggu oleh perkembangan kemajuan daripada keinginan untuk melakukan modernisasi,” ucapnya. (bp/ken)