Suara (1)
sesudah suaramu dipungut
masih adakah yang
tersisa?
detik demi detik
kau susah payah
menumbuhkan lagi suara
untuk dipungut juga
lima tahun kemudian
tanpa sisa
harihari setelah pemungutan suara
ialah hariharimu yang
tanpa suara
2024
Suara (2)
setelah kaupungut
suaraku
kelak kauambil jugakah
tanah sepetak
tempat berdiri rumahku?
2024
Suara (3)
keluar dari bilik
suaraku raib
ujung jariku
bertanda tinta ungu
setiba di rumah
kudapati
diriku tiada
hanya angka
angka
angka
yang bersengketa
di antara harga beras
tempe
cabai
kecap
dan orang
orang hilang
yang belum pulang
2024
Ketika Harga Beras Naik
(1)
yang salah ialah cuaca
tak patuh
pada waktu
kapan harus kemarau
dan
kapan menurunkan hujan
musim tanam
musim panen
bergeser
geser
jadilah
harga beras naik
yang salah ialah cuaca
karena kita
tak
punya kepala
(2)
petani menghitung
butirbutir beras
di dalam pedaringan
lusa harus mengantre
di alunalun kota,
gumamnya
seraya menghitung
pecahan dua ribu rupiah
dari saku bajunya
yang bagai sumur
begitu dalam
begitu gelap
(3)
tak ada cara lain
kita harus impor beras
880.820 ton
pada januari-februari 2024,
kata menteri
total seluruhnya
3,6 juta ton setahun,
kata menteri koordinator
hanya dengan cara itu
kita kalahkan cuaca
menang pasti menang!
kata presiden
berapi
api
dan di bulan maret
segalanya menjadi runcing
2024
Tak Ada Pilihan Lain
tak ada pilihan lain
katamu
seperti berduka
seperti sedih yang dalam
suara anda
suara kalian
sudah menjadi kursi
lanjutmu
seperti terluka
seperti sesal yang gelap
kini pertandingan usai
kursikursi harus diseberangkan
ke rumah orang lain
rumah saya yang dulu
terima kasih, ya
lalu kau
tersenyum
lebar
kedua tanganmu
merentang
bergerak perlahan
menegak lurus
ke langit
seperti sedang
mengangkat piala
kemenangan
ini pilihan saya
bukan kalian
selamat tinggal!
2024
Penyair dan Negara
jika penyair
mati
apakah negara
bela sungkawa?
jika penyair
berlaga
apakah negara
menggelar nobar?
2024
BIODATA
Toto ST Radik lahir 30 Juni 1965 di desa Singarajan, Serang, Banten. Puisi-puisinya dipublikasikan di berbagai media massa dan telah terbit dalam sejumlah buku, baik karya tunggal maupun bersama. Kumpulan puisi tunggal terbarunya berjudul Apakah Negara? (Gong Publishing, 2022). Saat ini (masih) tinggal di Serang, Banten.
I Nyoman Wirata lahir di Denpasar, 1953. Selain penyair, dia adalah seorang pelukis. Dia menulis puisi sejak tahun 1975. Buku puisi tunggalnya adalah Merayakan Pohon Di Kebun Puisi (2007), Destinasi (2021). Dia menerima anugerah Widya Pataka (2007) dan Bali Jani Nugraha (2020) dari Pemerintah Provinsi Bali.