DENPASAR, Balipolitika.com– Perjuangan kaum perempuan untuk mendapat kesetaraan di berbagai bidang cukup menjadi konsern dewasa ini, termasuk di bidang politik, peran perempuan dalam ranah politik semakin mendapat perhatian, terutama dalam upaya menciptakan Pilkada yang inklusif dan berkeadilan.
Hal itu dijabarkan Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Bali,
Ketut Ariyani pada saat berdialog dalam agenda Pengukuhan Jajaran Pengurus Bundo Kanduang Provinsi Bali Serta Edukasi literasi Politik Bersama KPU dan Bawaslu di Stikom Bali, Kamis 14 November 2024.
“Peran perempuan dalam politik bukan sekadar simbol representasi, tetapi membawa dampak konkret terhadap pembuatan kebijakan, ketika perempuan terlibat dalam proses pengambilan keputusan, kebijakan yang dihasilkan cenderung lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, termasuk isu-isu yang sering kali diabaikan, seperti kesehatan ibu dan anak, serta Pendidikan,” ujar salah satu Tokoh Perempuan Bawaslu Bali tersebut.
Ariyani menelaah, paling tidak ada 4 faktor kendala yang kerap kali dihadapi kaum Perempuan saat terjun ke kancah politik, diantaranya adalah Budaya Patriarki dan stereotip gender, lingkungan keluarga dan sosial, dukungan secara finansial, serta afirmasi yang hanya dijadikan syarat pemenuhan administrasi.
“Selain itu juga, langkah melaju dalam politik juga tidak mudah, Perempuan harus meyakinkan Masyarakat bahwa dirinya mampu, menampik paham patriarki, sembari terus berupaya memantaskan diri sebagai delegasi rakyat. Saya tekankan disini, bahwa afirmasi 30% itu ada untuk Perempuan yang pantas mengemban amanah, jadi jangan asal terjun ke politik tanpa persiapan,” tegas Anggota Bawaslu Bali tersebut.
Lebih jauh, Ariyani mengatakan bahwa afirmasi keterwakilan perempuan harus disertai dengan pengawalan dan perjuangan yang berperspektif gender secara berkelanjutan didalam proses politik, karena itu perlu memiliki strategi untuk mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas keterwakilan perempuan.
Mengakhiri sesinya, Ariyani menyerukan untuk kaum Perempuan lebih membekali diri dengan literasi, ia juga berpesan untuk terjun dan berbuat sesuatu terlebih dahulu kepada Masyarakat sebelum memutuskan untuk masuk dalam ke bingkai politik.
“Berbuatlah sesuatu yang positif kepada Masyarakat, jangan biarkan esensi afirmasi kepada perempuan ini sia-sia, Ayo buktikan bahwa kita perempuan mampu bersaing, mampu bertanding, dan mampu menyuarakan idealisme kita,” pungkas Ariyani. (bp/dp/ken)