TABANAN, Balipolitika.com- Potensi perikanan dan kelautan tidak luput dari visi misi yang akan diperjuangkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Tabanan Nomor Urut 1, I Nyoman Mulyadi dan I Nyoman Ardika (Mulyadi-Ardika).
Bila menerima mandat rakyat di hari pencoblosan Pilkada 2024, Rabu, 27 November 2024, Pasangan Mulyadi-Ardika yang one commando dengan pemerintah pusat dan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Made Muliawan Arya-Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) akan merealisasikan Program Nelayan Tangguh.
Program yang dirancang untuk direalisasikan dalam jangka waktu menengah ini dilatarbelakangi dengan belum adanya indikasi geografis potensi perikanan di Tabanan.
Kondisi ini ditambah dengan faktor tenaga kerjanya yang cenderung mengalami penurunan dari waktu ke waktu dan didominasi oleh nelayanan berusia di atas 50 tahun.
“Program Nelayan Tangguh ini memiliki konsep pemberdayaan nelayan secara berkelompok untuk meningkatkan efektivitas pekerjaan mereka,” ujar Calon Bupati Tabanan Nomor Urut 1, I Nyoman Mulyadi.
Hal itu disampaikan di sela kegiatan bersih-bersih dan pembagian sembako di Pantai Klecung, Desa Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, Minggu, 27 Oktober 2024 pagi.
Lewat Program Nelayan Tangguh, para pelaku usaha di sektor kelautan, khususnya nelayan bisa merasakan keringanan dalam biaya produksi melalui bantuan-bantuan peralatan sesuai kebutuhan di tiap kelompoknya.
“Misalnya bantuan alat tangkap ikan, bantuan mesin kapal, bantuan pemasaran ikan, biaya transportasi untuk membeli bahan bakar, dan sebagainya,” beber I Nyoman Mulyadi penuh keyakinan.
Terkadang, sambung Mulyadi, para nelayan memiliki bahan bakar, namun mesin yang mereka miliki tidak memadai.
Kondisi ini pun mempengaruhi hasil tangkap mereka selalu tertinggal dari nelayan daerah daerah lain yang telah memanfaatkan teknologi canggih.
“Nelayan kita masih memiliki alat yang terbatas. Hari ini pasang jaring ke tengah, besok (jaring) dilihat sudah diambil orang,” ungkapnya.
Menurut I Nyoman Mulyadi, kondisi itu salah satunya disebabkan terbatasnya sarana yang dimiliki.
Ia mencontohkan dengan jukung tradisional, para nelayan di Tabanan tidak mampu menunggu seharian jaring yang mereka pasang.
“Belum lagi mesinnya rusak,” imbuh I Nyoman Mulyadi.
Selain memberdayakan para nelayan melalui bantuan, I Nyoman Mulyadi dan I Nyoman Ardika “Sengap” juga akan menjalin kerja sama dengan sektor perbankan agar bisa menyalurkan CSR (Corporate Social Responsibility) bagi sektor perikanan dan kelautan di Tabanan.
“Hari ini CSR banyak sekali, tetapi diperuntukkan hal-hal yang sifatnya fisik dan memerlukan biaya perawatan besar. Jarang yang masuk untuk nelayan,” tegas I Nyoman Mulyadi.
Selain indikasi geografis potensi perikanan laut, Mulyadi-Ardika juga akan mengupayakan nilai tambah terhadap hasil perikanan nelayan Tabanan dengan memetakan jalur sirkulasi hasil tangkap.
“Misalnya di Pengambengan ada pengolahan ikan, kami akan arahkan ke sana. Tapi di saat yang sama, kami akan melihat apa potensi yang sama bisa diterapkan di Tabanan. Karena itu, Program Nelayan Tangguh ini akan menjadi program menengah kami,” urainya. (bp/ken)