TEGAS: Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 01, Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS).
DENPASAR, Balipolitika.com– Praktik usaha ilegal oleh warga negara asing alias turis menjadi salah satu aspirasi yang disampaikan masyarakat kepada Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 01, Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS).
Satu jalur dengan Presiden ke-8 Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Mulia-PAS menyebut pihaknya sudah memetakan persoalan ini dan jika dipercaya oleh masyarakat Bali akan diambil kebijakan guna mengantisipasi hal yang lebih parah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS I Kadek “Rambo” Budi Prasetya kepada awak media, Rabu 2 Oktober 2024.
“Pelaku usaha asing tidak sedikit dari mereka yang beroperasi tanpa izin yang sah. Fenomena ini menjadi perhatian serius, karena dapat merugikan ekonomi lokal dan menciptakan ketidakadilan bagi pengusaha lokal yang mematuhi aturan,” paparnya.
Siap berkoordinasi dengan jajaran Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) Provinsi Bali, khusus Imigrasi, Rambo menambahkan praktik ilegal tersebut mencakup berbagai sektor, seperti spa, penyewaan mobil, motor, restoran, laundry, dan berbagai bisnis lainnya yang diam-diam dijalankan oleh wisatawan asing.
“Ini adalah masalah yang perlu ditangani dengan serius agar tidak mengganggu stabilitas ekonomi dan menciptakan persaingan yang tidak sehat,” imbuhnya.
Satu jalur dengan pemerintah pusat, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang dilantik pada Minggu, 20 Oktober 2024, Rambo menjelaskan bahwa Mulia-PAS sangat berkomitmen untuk melakukan penataan menyeluruh terhadap perizinan investasi di Bali dengan pendekatan yang sistematis dan terintegrasi.
“Satu jalur pemerintah pusat, Mulia-PAS siap obok-obok turis nakal di Bali,” tegas Rambo.
Baik itu dalam penataan payung hukum, perizinan, maupun tingkat pelaksanaan serta pengawasan di lapangan.
“Menyatukan dalam sebuah sistem pelayanan, perlindungan, dan pengawasan wisatawan yang nanti dibuat dalam satu aplikasi terintegrasi dan bisa diawasi oleh Pemprov Bali maupun instansi terkait lainnya. Intinya kita tak boleh jadi penonton. Kita harus jadi tuan di rumah sendiri,” tukasnya. (bp/ken)