Ilustrasi tenggelam – Setidaknya ada 5 kejadian maut di perairan Jembrana baik di laut dan sungai.
NEGARA, Balipolitika.com – Kantor SAR Jembrana mencatat, sedikitnya ada sejumlah peristiwa kecelakaan dan orang tenggelam yang terjadi di Kabupaten Jembrana selama 2024 ini.
Total ada 5 peristiwa maut yang terjadi, selama periode Januari-Oktober 2024 ini. Mulai dari peristiwa kecelakaan di laut, jatuh di sumur, hingga orang hanyut di sungai. Dari lima peristiwa, dua korban di antaranya mash hilang hingga saat ini.
Menurut data Kantor SAR Jembrana, peristiwa pertama terjadi pada Februari 2024. Adalah kejadian kecelakaan laut di perairan Soka dan kejadian kapal kandas di Gilimanuk.
Kemudian bulan April terjadi orang jatuh ke sumur di Kecamatan Negara, dan satu orang tenggelam di sungai wilayah Kecamatan Melaya.
Selanjutnya, seorang ABK jatuh di perairan Pulukan, Kecamatan Pekutatan saat melaut dan hingga kini masih hilang.
Terakhir adalah dua orang remaja yang hanyut saat mandi di Sungai Gelar, Kabupaten Jembrana dan penemuan keduanya berhasil namun dalam kondisi meninggal dunia.
“Selama ini ada lima peristiwa yang terjadi dan sudah kita tangani,” kata Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, Dewa Putu Hendri Gunawan.
Seperti berita lalu, dua remaja asal Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana hilang, Senin (30/9/2024).
Keduanya hanyut saat mandi di Obyek Wisata Sungai Gelar di Desa Batuagung, Kabupaten Jembrana.
Penemuan keduanya berhasil namun sayang sudah meninggal dunia, dengan waktu dan tempat yang berbeda. Kedua remaja itu, adalah Dafa Alfian Hafis dan Rama Fahri Zaki yang masing-masing berusia 14 tahun.
Kronologi kejadian peristiwa tersebut, bermula dari keduanya yang pamitan untuk mandi di kawasan Sungai Gelar dan memarkir kendaraannya di kawasan sekitar pada sore hari.
Tak lama setelah itu, warga setempat justru menemukan motor matik warna merah yang parkir sekitar pukul 17.00 WITA.
Hal ini pun menimbulkan kecurigaan warga sekitar, karena saat itu sedang cuaca hujan dan debit air di sungai mulai meninggi alias meluap.
Sekitar pukul 19.20 WITA, ada seorang perempuan mencari anaknya yang sebelumnya pamitan untuk ke sungai Gelar.
Akhirnya segera laporan kejadian tersebut ke petugas terkait. Tim SAR gabungan bersama warga setempat melakukan pencarian di lokasi dengan penyisiran.
Beberapa jam setelah itu atau sekitar pukul 23.50 WITA, penemuan 1 korban atas nama Dafa akhirnya berhasil.
Dengan kondisi meninggal dunia di sela-sela bebatuan dengan jarak sekitar 200 meter dari tempat parkir motor korban. Evakuasi Korban lantas ke daratan.
Sementara penemuan korban Rama pada Selasa (1/10) sekitar pukul 08.20 WITA. Tim SAR Gabungan menemukan korban yang sudah meninggal dunia di lokasi berbeda sekitar 300 meter dari lokasi parkir motornya.
Hendri Gunawan melanjutkan, peristiwa maut di perairan yang terjadi dominan orang tenggelam di laut dan sungai.
Dan satu peristiwa yang tertangani Pos Pencarian dan Pertolongan SAR Gabungan adalah orang jatuh di sumur.
“Yang belum di temukan adalah mereka yang jatuh di perairan Soka dan Pulukan. Namun, meskipun operasi pencarian telah di tutup, hingga saat ini kami masih tetap berkoordinasi dengan nelayan di pesisir Jembrana,” jelasnya.
Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan Jembrana, Dewa Putu Hendri Gunawan menyebutkan, pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin dengan cara berkoordinasi dan mengajak seluruh desa/kelurahan serta instansi terkait untuk memberikan edukasi terhadap bahaya saat berada di laut maupun sungai.
Wilayah yang memiliki kawasan tersebut agar memberi pemahaman akan bahaya yang terjadi jika tidak mengindahkan SOP.
Misalnya tempat pemandian di sungai maupun pantai di Jembrana. Imbauan pada warga yang berkunjung untuk melihat dan memastikan kondisi air benar-benar aman.
Selain itu, harapannya pihak terkait juga melengkapi tempat wisata yang sering di kunjungi dengan alat pelindung diri. Misalnya dengan pelampung atau alat lainnya.
“Jika usai hujan ada potensi air bah yang terjadi di sungai, sehingga tidak aman untuk mandi karena sangat berisiko. Intinya kami edukasi untuk meminimalisir risiko yang terjadi,” imbaunya. (BP/OKA)