PENDUKUNG FANATIK: Suasana kampanye terbuka Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor 2, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) di GOR Besimejajar Kubutambahan, Buleleng, Bali, Selasa 1 Oktober 2024.
BULELENG, Balipolitika.com– Gedung Olahraga (GOR) Besimejajar Kubutambahan, Selasa 1 Oktober 2024 dipenuhi pendukung fanatik Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor 2, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri).
Dalam kampanye terbuka itu, Koster-Giri menjanjikan siap memperjuangkan bantuan dana Pajak Hotel Restoran (PHR) sebesar Rp500 miliar per tahun untuk Kabupaten Buleleng.
Hal penting lain juga disampaikan Koster-Giri, yakni akan menuntaskan GOR Besimejajar Kubutambahan, bangun sports center setiap desa, dan dana PHR Rp500 miliar untuk Buleleng.
Adapun dana dimaksud bersumber dari pajak hotel dan restoran (PHR) dan juga bantuan keuangan khusus (BKK) dalam program Badung Angelus Buana.
“PHR Badung ke Buleleng tiang sumbangkan paling sedikit 500 M per tahun. Ini adalah keberanian yang akan tiang perjuangkan,” tandasnya lagi sembari memohon doa dan restu pada Pilgub Bali 27 November 2024.
“GOR Besimejajar akan tiang selesaikan juga. Gampang ini. Setiap desa bila perlu dibangun satu sports center,” tandas I Nyoman Giri Prasta menyiratkan pihaknya berkomitmen mengawal masa depan generasi muda Bali dibuktikan dengan membangun sejumlah fasilitas olahraga.
“Karena prinsip kita mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Di bidang olahraga, astungkara GOR Besimejajar ini akan dituntaskan. Bila perlu setiap desa dibangun sport center,” kata Bupati Badung dua periode ini.
“Astungkara jika terpilih, kami akan tuntas sport center, wantilan, pura, dan lainnya yang berhubungan dengan tradisi,budaya, adat istiadat dan keagamaan,” sambung Ketua DPC PDI Perjuangan Badung ini.
Kampanye terbuka yang dipandu Hai Puja serta dimeriahkan penampilan band lokal Bali Mr Botax itu selain dihadiri paslon Cagub nomor 2 Koster-Giri juga tampak Plt Ketua DPC PDI-P Buleleng Gede Supriatna (Calon Wakil Bupati Buleleng) bersama Cabup Buleleng, Nyoman Sutjidra.
Meski diberi harapan palsu alias di-PHP terkait Bandara Internasional Bali Utara yang disampaikan Wayan Koster akan jadi awal tahun 2024 pada Selasa, 18 Desember 2018 silam, masyarakat Buleleng tetap pro Koster.
Buktinya, ribuan masyarakat menyampaikan kebulatan tekad untuk mendukung Koster-Giri di Pilgub Bali 2024.
Sebagaimana diketahui, soal Bandara Internasional Bali Utara yang diklaim akan menciptakan keseimbangan pertumbuhan ekonomi antara Bali Utara dan Bali Selatan, Wayan Koster sempat membuat pernyataan meyakinkan bahwa project prestisius itu akan rampung pada awal tahun 2024.
Wayan Koster pun menegaskan kepastian bahwa polemik Bandara Bali Utara segera berakhir di masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali masa bakti 2018-2023.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu memastikan bandara tersebut akan rampung awal tahun 2024.
Wayan Koster menyampaikan kepastian itu seusai rapat konsultasi publik oleh Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Selasa, 18 Desember 2018 di Hotel Banyualit, Lovina, Buleleng, Bali.
Pada rapat konsultasi ini juga dilakukan penandatangan surat pernyataan dukungan terhadap rencana pembangunan bandara baru di Desa Kubutambahan oleh Direktur Bandar Udara Kemenhub, Pramintohadi Sukarno, Gubernur Koster, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, serta perwakilan warga Desa Pakraman Desa Kubutambahan.
Tidak itu saja, skema yang akan digunakan untuk membangun bandara melalui kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Titik lokasi rencana pembangunan bandara Buleleng yakni di wilayah Kecamatan Kubutambahan, dengan memanfaatkan lahan desa adat Kubutambahan dan Sanih seluas 650 hektare.
Menurut Koster, skema KPBU adalah konsep yang paling tepat, karena di dalam ada peran pemerintah.
Sehingga, kepastian dari sisi anggaran ada jaminan untuk pembangunan bandara Bali Utara. Koster menegaskan, dengan ditentukannya lokasi pembangunan bandara di wilayah Kubutambahan, maka polemik terkait lokasi bandara sudah selesai.
Dengan skema itu, Wayan Koster memastikan bandara Bali Utara tuntas pada tahun 2024.
Hal itu mengacu keputusan pemerintah terkait penetapan lokasi (penlok) akan turun pada tahun 2019.
”Tentu saja lahan yang kami dorong adalah lahan milik desa adat yang memang sudah tidak produktif. Kami harapkan agar 2024 itu (pembangunan bandara Bali Utara) sudah selesai. Perkiraan investasinya kira-kira Rp 15 triliun,” ungkap politisi asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Sementara itu, Direktur Bandar Udara, Pramintohadi Sukarno menjelaskan bahwa konsultasi publik ini adalah bagian dari studi kelayakan lokasi pembangunan bandar udara, dimana yang memerlukan masukan perbaikan dari semua sektor serta instansi terkait.
”Konsultasi publik ini untuk memberikan informasi rencana pembangunan bandar udara di Bali Utara, dengan penanggung jawab adalah pemerintah pusat,” jelas Pramintohadi.
Selama ini akses melalui udara menuju ke Pulau Bali mengandalkan Bandara I Gusti Ngurah Rai dengan segala keterbatasannya sehingga jika terjadi kondisi darurat, maka Bandara Ngurah Rai tidak dapat dioperasikan.
Oleh sebab itu, Kementerian Perhubungan lakukan upaya pendanaan kreatif, menggandeng badan usaha sebagai mitra kerja sama untuk pembangunan bandara Bali Utara.
“Proyek pengembangan bandara Bali Utara memang merupakan proyek yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Pusat. Melalui skema KPBU kerja sama dengan badan usaha ini, untuk bisa mengurangi anggaran APBN,” jelas Pramintohadi.
Senada, Putu Agus Suradnyana yang kala itu menjabat sebagai Bupati Buleleng mengaku mendukung langkah tersebut.
Sebab, pembangunan bandar udara tidak akan berjalan optimal tanpa sinergi dan kerja sama yang kuat dari seluruh stakeholders, baik itu antara pemerintah, pelaku usaha, perguruan tinggi maupun masyarakat.
“Semua harus dukung pembangunan bandara ini. Kalau ada hal yang belum jelas, bisa kita diskusikan dengan baik,” tandas Suradnyana. (tim/bp)