BEDAH MASALAH: Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS Kabupaten Badung, I Wayan Disel Astawa, S.E. menyebut kondisi kumuh di Provinsi Bali, khususnya Badung harus sesegera mungkin diatasi.
BADUNG, Balipolitika.com– Kemacetan yang kian parah membuat masyarakat akhirnya bisa melihat banyak fakta di sekeliling mereka lebih cermat.
Salah satunya semakin kumuhnya kondisi Badung dari hari ke hari ditandai dengan trotoar bolong-bolong yang jadi tempat pembuangan limbah rumah tangga dan warung-warung plus jalan alternatif pemotor, sampah organik maupun anorganik yang berseliweran bahkan menggunung di mana-mana, serta masalah sosial lain seperti gepeng, pengamen, plus pedagang kaki lima yang berjualan sesuka hati.
Menyandang status sebagai pusat destinasi pariwisata internasional, Ketua Tim Pemenangan Mulia-PAS Kabupaten Badung, I Wayan Disel Astawa, S.E. menyebut kondisi kumuh ini harus sesegera mungkin diatasi.
“Tentang sampah, malu kita sebagai daerah penghasil (PAD, red) yang cukup besar, pengusaha kita membayar pajak banyak, tetapi sampah kita berserakan tidak jelas. Jadi kalau saya katakan kurang cermat, logikanya mereka sering sekali studi banding ke luar negeri, tetapi niat mereka tidak mampu untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang baik,” beber I Wayan Disel Astawa disambut gemuruh tepuk tangan.
Tak mau main-main dengan urusan sampah, dibantu pemerintah pusat bersinergi dengan Mulia-PAS, Disel menyebut pihaknya akan bahu-membahu mewujudkan teknologi incinerator sebagaimana yang terbukti ampuh dan aman seperti Singapura.
“Kami akan anggarkan Rp1 triliun untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang baik serta profesional. Suyadinata jika terpilih akan mewujudkan hal itu secepat mungkin sehingga masyarakat merasa Bali sebagai daerah pariwisata budaya mulai indah dan bersih di mata turis mancanegara,” tegas Disel sembari mengajak semua pihak gotong royong memenangkan Mulia-PAS dan Suyadinata.
Sebelumnya diberitakan Disel juga menyoroti masalah krisis air bersih di Kecamatan Kuta Selatan.
Di hadapan ribuan audies yang hadir dalam Deklarasi dan Pengukuhan Tim Pemenangan Mulia-PAS dan Suyadinata Kabupaten Badung, di kediamannya, Senin, 16 September 2024, Disel menjabarkan fakta-fakta lapangan yang harus dicamkan masyarakat Badung secara holistik.
“Jadi 10 tahun yang berjalan, yang kita rasakan seharusnya Kuta Selatan sebagai sumber penyumbang pendapatan yang cukup tinggi bagi PAD (penghasilan asli daerah, red) Badung senyatanya masih ada kekurangan bagi masyarakat Kuta Selatan yaitu tentang air bersih,” tandas Disel di hadapan ribuan audiens yang merupakan kader dan simpatisan Partai Gerindra, Golkar, PSI, NasDem, Buruh, PAN, PKN, dan Prima.
“Saya berbicara fakta, wakil bupati (I Ketut Suiasa, red) ada di selatan, Sekda (I Wayan Adi Arnawa, red) ada di selatan, yang kemarin bagian pendapatan (I Made Sutama, red) ada di selatan. Logikanya, tidak ada lagi jeritan masyarakat Kuta Selatan kekurangan air bersih. Benar tidak? Jadi, baru Suyadinata (Calon Bupati dan Wakil Bupati Badung, I Wayan Suyasa, S.H.- I Putu Alit Yandinata, S.S., M.A.P., red) mewujudkan visi dan misi tersebut baru melek, baru terbuka pandangan mereka. Baru kemarin mereka mengumumkan akan mewujudkan air bersih secepatnya. Menurut saya itu hal yang lambat dan keliru,” tegas Disel yang selangkah lagi dikukuhkan sebagai Wakil Ketua DPRD Bali masa bakti 2024-2029. (bp/ken)