SEPEREMPAT ABAD NGAYAH: (kiri-kanan) Pengusaha dermawan I Ketut Lea Wijaya (44 tahun) atau yang akrab disapa Ketut Leo bersama sang kakak kandung, I Made Satria (52 tahun).
KLUNGKUNG, Balipolitika.com– Hidup adalah waktu yang dipijakkan Tuhan; begitu juga harta merupakan amanah yang dipercayakan dan dititipkan kepada umat manusia.
Filosofi inilah yang mengilhami seorang pebisnis muda sukses, yakni I Ketut Lea Wijaya atau yang akrab disapa Ketut Leo.
Sejak usia 19 tahun hingga detik ini atau seperempat abad alias 25 tahun lamanya, Ketut Leo telah membantu pembangunan puluhan pura dan merajan di Klungkung, khususnya Nusa Penida.
Bahu-membahu bersama sang kakak kandung, I Made Satria (52 tahun) jauh-jauh hari sebelum terjun ke panggung politik, Ketut Leo membuktikkan diri kepada masyarakat Klungkung bahwa membantu sesama tidak harus dilakukan ketika sudah memegang suatu jabatan politik.
Kedermawanan Ketut Leo dan Made Satria tak khayal membuat tokoh asli Nusa Penida ini begitu familiar di kalangan masyarakat.
Figur Ketut Leo dan Made Satria sudah tidak asing lagi bagi warga masyarakat Kecamatan Banjarangkan, Kecamatan Klungkung, Kecamatan Dawan, dan khususnya Kecamatan Nusa Penida.
Ketut Leo dan Made Satria tak hanya dikenal warga karena kesuksesan kariernya di bidang properti, namun ia juga dikenal warga karena sifat kedermawanan yang dirasakan oleh masyarakat.
Namun siapa sangka kesuksesan lelaki berusia 44 tahun ini tak didapat secara instan, melainkan melalui kerja keras.
Menurut seorang warga Nusa Penida, Made Artha, Ketut Leo kecil berasal dari keluarga yang sangat miskin.
Bahkan untuk menyambung hidupnya, Ketut Leo kecil harus bergantung dari belas kasih warga.
Namun, seiring perjalanan waktu, Ketut Leo bekerja keras dan gigih untuk memperbaiki taraf hidupnya beserta keluarga tercinta.
Kini, ia telah menjelma menjadi pribadi yang berlimpah harta dari usaha bisnis di sektor properti.
Namun, hidup yang serba berkecukupan tidak lantas membuat Ketut Leo dan keluarganya tinggi hati serta lupa diri.
Ketut Leo dan keluarga, khususnya Made Satria tetap rendah hati karena baginya harta dan kekayaan adalah titipan yang wajib dipertanggungjawabkan.
Salah satu bentuk pertanggungjawaban itu adalah mendarmabaktikan lewat kegiatan sosial kemasyarakatan sejak usianya 19 tahun.
Masyarakat Klungkung, khususnya Nusa Penida membenarkan bahwa keluarga Ketut Leo telah banyak membantu pembangunan pura maupun merajan tanpa terputus sampai detik ini.
Sudah puluhan bahkan ratusan pura telah dibantunya sekaligus membantu membiayai upacara dan upakaranya.
Apa yang telah dilakukan keluarga Ketut Leo dilandasi ketulusan hati dan keikhlasan serta tanpa ada kepentingan politik.
“Seperti pembangunan Pura Dalem, dan ini baru Pura Dalem. Sebelum ini pun Beliau banyak membantu warga seperti membangun merajan, merajan kawitan, merajan alit, merajan dadia,” ucap Made Artha, warga Desa Adat Sental Kangin, Nusa Penida, Klungkung.
“Bahwa upacara ini, banyak didukung oleh donatur. Salah satunya adalah Pak Leo beserta keluarga. Beliaulah yang mendukung kami sehingga 100 persen biaya upakara ini dibantu. Untuk modalnya ini, didukung oleh Beliau juga. Beliau yang memberikan modal dan mendanai. Kemudian untuk upacara ini saja, itu didanai Beliau Rp200 juta. Saya sangat terima kasih,” ungkap I Nyoman Siwa.
”Ini bukan bualan saya. Ini kenyataan. Kalau Bapak-Bapak tidak percaya, silahkan cek di masyarakat. Betul apa tidak Pak Leo dan keluarga sudah berbuat seperti itu. Dan mudah-mudahan Pak Leo dan keluarga, dengan rezeki yang dititipkan oleh Tuhan selalu dijalankan di jalan darma. Astungkara,” doa Dewa Sena, masyarakat Klungkung.
Identik dengan warna merah yang menjadi kebanggan PDI Perjuangan, Ketut Leo dan Made Satria yang mewakili aspirasi masyarakat selaku anggota DPRD Klungkung sejak 2019 hingga saat ini menegaskan rasa cinta kepada parpol berlambang banteng moncong putih tersebut.
Kecintaan inilah yang membuat Ketut Leo merelakan sang kakak kandung, I Made Satria untuk masuk dalam daftar caleg PDI Perjuangan di Pileg 2019 dan Pileg 2024.
Ketut Leo berharap sang kakak kandung yang dicintainya itu bisa berkiprah lebih banyak demi kemajuan Kabupaten Klungkung dan Nusa Penida khususnya. (bp/ken)