SEBUAH wawancara antara Reiner Stach, penulis biografi Franz Kafka, dengan Lea Veinstein pada program Akadem.
Tanya (T):
Pada pengantar kamu sebutkan, berkilometer rak buku yang berisi tentang Kafka dan berbagai aspek mengenai karya Kafka, sedang kalau cari di internet akan dua kali lebih banyak lagi ditemukan. Klaus Wagenbach juga menulis biografi Kafka terakhir tahun 1958. Kenapa biografi Kafka sangat sulit?
Reiner Stach (RS):
Aku sering juga ditanya hal itu dan aku jawab, kenapa masih saja belum ada biografi Kafka yang lengkap? Masalahnya, bukan karena kita tahu sedikit. Kita tahu banyak tentang kehidupannya. Pada tahun 1960, 1970 banyak penelitian tentang Kafka. Bahan-bahan itu bisa dipakai untuk menulis biografi. Masalahnya pada pribadi Kafka yang kompleks, juga lingkungan sosial dan politik yang kompleks. Membuat biografi akan menjadi sebuah reputasi tinggi. Begitu banyak tema, misalnya tema sejarah Yahudi, sejarah zionisme, kalau tidak mulai belajar itu, akan sulit. Aku sendiri semua itu hal baru. Di sekolah kami tidak mendapatkan itu dan harus mulai belajar dari nol. Mulai dengan pelajaranku. Mungkin biografi untuk yang lain kurang lebihnya sama. Tentang dua bahasa; bahasa Jerman dan Cheko di Praha. Kafka harus paham bahasa Cheko, kalau tidak tak bisa memahami masalah di sekitarnya. Harus tahu tentang masalah antisemitisme, sastra Jerman, sejarah teater, psikoanalitis yang baru. Waktu itu merupakan daya tarik kuat. Begitu banyak tema perlu perenungan. Aku pikir, mungkin sudah punya bayangan rencana itu, dan menyerah.
T:
Apakah Kafka memiliki semacam kehidupan yang kedua?
RS:
Dalam hidup ada dua dimensi. Vertikal dan horisontal. Horisontal adalah kehidupan social, seperti menciptakan keluarga, melakukan liburan, karier dan sejenisnya, untuk memperbaiki status sosial. Pada titik tertentu harus atau akan jatuh ke bawah. Tiap manusia berbeda-beda. Ada manusia yang menganggap tak perlu kehidupan yang mendalam. Dan Kafka memiliki kedalaman hidup ekstem. Bahkan secara serius bisa disebut sebagai kehidupan keduanya. Dan tentu itu sulit untuk menulis tentang dia. Karena di situ ada tangga ke bawah dan ada beberapa harus diteliti. Menemukan teksnya begitu intim. Tak bisa melepaskan teksnya, harus tekun mengamati. Jika sudah sampai pada tingkat itu, disimpulkan bahwa dia punya kehidupan yang kaya. Ia punya referensi pengalaman, atau pada masa-masa bahagia.
Orang mengira, bahwa Kafka selalu terkesan depresif. Tetapi depresifnya itu ia tulis dalam buku harian. Kalau Kafka bahagia, tak akan jadi tulisan di buku hariannya. Maka secara optis, akan kecewa.
Aku akan memberitahukan kepada para pembaca karya Kafka, jangan melihat hanya pada satu ketinggian horisontal, setiap manusia ada dalam posisi di bawah. Kehidupan yang bengkok. Semua itu Kafka tulis dalam buku harian dan jangan lupa juga pada karyanya.
T:
Kenapa dimulai tahun 1912 dan apa yang menjadi keputusan Kafka pada tahun itu?
RS:
Kami, aku dan penerbit Fischer punya problem menemukan sumbernya. Pada masa awal sampai Kafka berusia 28 tahun, sekitar tahun 1910, sangat buruk pendokumentasian. Kami punya surat-surat, tetapi tidak banyak. Tak ada buku harian. Kami punya sedikit saksi dari orang lain.
Pada waktu itu, Kafka juga belum terkenal. Sekarang kami bisa mencatat, apa yang dikatakan Kafka. Itu semua bercak-bercak putih, aku pertimbangkan bagaimana aku menuliskan suasana di awal karier Kafka itu dengan berbagai perbedaannya. Dan wajib melihat karya-karya Kafka yang diterbitkan Max Brod. Misalnya, ada buku harian; di mana ia berkenalan dengan Kafka?
Ada catatan di buku, ketika Brod berusia 18 tahun dan Kafka 19 tahun. Pada buku catatan itu tentang Kafka dan Kafka di masa muda. Kami harus memegang buku catatan itu. Di situlah aku menulis dari permulaan. Tetapi kami tidak yakin bisa didapatkan buku catatan itu. Sebab buku catatan itu sudah dimiliki orang secara pribadi di Tel Aviv.
Tetapi kami harus memutuskan, antara mencari buku catatan itu, tetapi aku tak bisa melakukan apa-apa. Hanya menunggu, atau kami mencoba dengan cara lain yang lebih menarik. Yang menarik tentu di tahun 1910 dan 1911 atau 1912 di saat memutuskan dirinya, “Aku Sastrawan.”
Aku bukan pegawai, juga tidak mahasiswa lagi. Sastrawan merupakan identitasku. Aku ingin membuka ini dan yang lain tidak penting lagi.
Karyanya Keputusan (Das Urteil) mendapat apresiasi luas. Teman-temannya menyambut baik dan dia membaca karyanya. Keputusan kedua, selama Perang Dunia I. Ada masalah dia berhubungan dengan perempuan. Apakah memungkinkan atau tidak. Dan dia berhubungan dengan Felice Bauer.
Suatu saat, paling lama tahun 1915. Ia memutuskan tidak untuk kawin. Ia tak bisa hidup berdua. Tradisinya dulu orang kawin berbeda dengan sekarang.
Di zaman Kafka dulu, karena Kafka tergolong keluarga kelas menengah, bukan kelas bawah, kalau ia kawin, istrinya biasanya, kalau ia punya pekerjaan harus keluar kerja dan nanti datang anak. Kapan menulisnya? Apakah menulis setelah anak selesai menangis? Kafka harus kerja keras untuk menanggung seluruh keluarganya. Jika Kafka mengawini Felice Bauer, artinya Kafka tidak bisa meninggalkan kantornya, selama 20 tahun lamanya. 20 tahun di kantor saja. Kapan ia bisa menulis? Setelah anaknya menangis, baru menulis?
Rasa takutnya terus menghantui dan semakin besar. Menulis baginya adalah penting dan selalu semakin penting. Akhirnya dia harus memutuskan. Dan keputusannya tak jadi mengawini Felice.
Ia juga harus memutuskan tentang Perang Dunia I. Ia berpikiran, sebagai pengarang apakah tak memungkinkan meninggalkan Praha dan tinggal di Berlin? Pada musim panas tahun 1914, Perang Dunia baru mulai, ia putuskan, akan mengakhiri tinggal di Praha dan akan pindah ke Berlin. Karena ia sadari hidup di Praha tak menjamin sebagai sastrawan, tetapi sebagai sastrawan bisa hidup di Berlin.
Ia menulis surat kepada Robert Musil, yang dia sendiri belum pernah bertemu muka. Musil menjawab, “Lieber Herr Doktor Kafka, jika akan tinggal di Berlin, mungkin aku bisa membantunya. Mencarikan pekerjaan atau bekerja di penerbitan. Kami tidak tahu apa yang Musil sarankan. Tetapi untuk tinggal di Berlin dia mendapatkan bantuan dalam situasi seperti itu. Juga ada sastrawan lain yang punya situasi seperti Kafka.
Sebab itu ia punya keputusan; aku akan pergi dari Praha. Supaya bisa meninggalkan Brod, meninggalkan orang tuanya. Brod benar-benar kecewa. Kenapa kamu akan ke Berlin, kamu tidak mengenal siapapun. Brod mencoba untuk menghindarkan Kafka pergi ke Berlin. Dimana orang lain belum berani memutuskan.
T:
Di dalam mitos Kafka sebagai sastrawan yang menonjolkan kesepian dan di Prancis ada karya dari Marthe Robert yang berjudul kesepian seperti Kafka. Tetapi di dalam biografi Kafka tidak sendirian, berhubungan dengan keluarga dan teman-temannya, termasuk cintanya dengan Felice Bauer sebagai karya besar.
RS:
Judul yang tepat. Tetapi bagian dalam jiwa Kafka memang yang kesepian. Kesepian secara psikis, bukan sosial.
Kafka punya banyak teman dan dia disukai banyak temannya. Itu juga termasuk mitosnya. Kalau disebut, Kafka sebagai seorang individualis, tidak benar. Dia sangat sopan. Di tempat kerjanya dia banyak disukai teman kerja, kepada pelanggan asuransi, keluarga. Di mana-mana dia disukai banyak orang.
Tetapi dia punya pendirian, sesungguhnya tak seorangpun yang bisa memahami dirinya, dan aku tak memiliki kelompok. Aku ingin tergabung dalam kelompok, tetapi aku tidak merasa memiliki kelompok itu.
Dalam hal itu Marthe Robert benar. Dan itu sudah dirasakan Kafka sejak dia kecil. Omong-omong itu tidak terkait dengan ayahnya. Tekanan dari ayahnya itu terjadi belakangan.
Saat dia masih kecil berusia 6 tahun. Ia selalu sendirian. Orang tuanya di toko. Selalu ada pembantu, tukang masaknya juga mengasuh Kafka. Selalu datang orang baru, berganti-ganti wajah. Bagi seorang anak tidak baik. Tidak bisa melihat satu objek manusia yang utuh, ayah atau ibu.
Akibatnya seorang anak mulai kehilangan kepercayaan kepada hubungan sosial. Ia tak mempercayai, bahwa hubungan sosial itu bisa stabil.
Hal itu bisa diamati hubungan sosial Kafka di kemudian hari yang mewujudkan bahwa hubungan sosial itu harus stabil yaitu lewat surat.
Jika Anda misalkan pacar Kafka dan selama tiga hari tak menjawab, maka Anda akan dapat telegram: di mana surat berikutnya? Aku tak melihatnya, aku tak mendapatkannya, di mana Anda?
Tentu saja itu semacam kewajiban yang tertekan. Sedikit erotis. Tetapi bisa dijelaskan lewat masa kanak-kanaknya.
T:
Marthe Robert, apakah itu ada kaitannya dengan Yahudi?
RS:
Jika orang merasa aku tidak termasuk dalam kelompok itu, artinya ia tidak bermanfaat untuk kelompok itu. Karena Kafka tetap sebagai pengamat. Contohnya dimulai dari keluarganya.
Ia menulis tentang keluarga, juga menuls tentang adik-adiknya. Bagaimana mereka ini bertingkah laku dan bergerak.
Kemudian dia bilang, sebentar dulu, aku toh ikut dalam keluarga itu sendiri, aku bukan hanya seorang pengamat. Kafka kaget sendiri sebagai pengamat. Dan itu sering kali terjadi.
Terkait dengan kebersamaan dengan Yahudi? Ia jawab, dia dengan dirinya sendiri saja tidak terjadi kebersamaan, apalagi dengan Yahudi. Dengan kata lain ia akan mengatakan, diriku sendiri terbelah, penuh konflik. Aku tidak punya tempat dalam kebersamaan.
Aku adalah sebagai pengamat, aku sebenarnya lebih suka bergabung dalam kebersamaan itu dan hidup dengan manusia itu.
Konflik mulai timbul, dengan Yahudi, terutama Yahudi Eropa Timur, dengan keluarga, dengan teman-teman. Ia dicintai, namun berada di luar kebersamaan itu.
T:
Juga dengan perempuan?
RS:
Ya, tentu. Tetapi dengan perempuan agak berbeda. Sebab urusan perempuan itu masalah pribadi. Misalkan ada pertemuan dengan teman-teman Kafka di sebuah Kafe, ada Max Brod. Kafka datang di pojok. Ia diam dan akan menjawab, jika ada orang yang bertanya. Ia tak mengatakan, halo teman-teman, aku akan bicara sesuatu. Tak pernah ia lakukan. Ia hanya ingin kedatangannya diakui. Tapi kalau ada orang yang tanya, maka ia akan menjawab dengan riang, lucu dan alami. Jadi bukan dari inisiatifnya, melainkan dia harus ditanya. Di kafe itu ia beranggapan; aku bukan bagian dari mereka, tetapi aku seorang pengamat. Dan pola seperti itu selalu dilakukan dan sebagai masalah mendasar. Tabiat itu terus berlangsung hingga akhir hidup, mungkin saat dia dengan Dora ia mulai merasakan jiwanya stabil dan dekat. Tetapi itu sudah sangat terlambat. Mungkin nanti pada buku biografi Kafka jilid tiga akan dibahas.
T:
Pada biografi Anda disebutkan tentang masalah tubuhnya, apakah Kafka memperhatikan masalah menu makan, makanan, vegetarian, lebih banyak keju?
RS:
Kafka memiliki kelemahan dalam hubungan sosial, tetapi ia sangat intim dalam hubungan tubuh. Misalnya dia mengamati seseorang dan ia tulis, persis sekali dengan apa yang ia amati. Ia catat gerak tangannya, lengannya, juga tatapannya. Ia bisa lebih gambarkan pengamatannya daripada kata-kata. Sebab itu Kafka menyukai bioskop. Dulu film itu tanpa suara, hanya gambar bergerak. Kalau orang nonton bioskop hanya mengamati gesture. Atau dia sangat kagum dengan seniman di sirkus. Pada tataran ini semua yang bersinggungan dengan gerak tubuh. Pengamatannya itu bukan kegiatan sampingan, melainkan pengamatan. Dalam hal pengobatan tradisional/organik, ia percaya bahwa tak bisa dipisahkan antara fisik dan psikis. Orang tak bisa memperbaiki tubuh seperti memperbaiki mobil. Bahwa tubuh itu bagian dari psikis. Sebab itu Kafka menolak obat kimia. Ia memberikan contoh, jika orang sakit kepala, terus minum aspirin, sakit kepalanya hilang? Kafka berbeda, ia melakukan telaah sendiri, sebentar, kenapa aku sakit kepala? Ia temukan sendiri, karena ia mengalami ketegangan dalam batin, maka ketegangan dalam batin itu harus hilang dulu, tak bisa hanya diobati dengan aspirin. Bagi Kafka, pengobatan alternatif yang tradisional lebih asli ketimbang yang obat resmi. Obat resmi itu mengusir simtom. Tetapi Kafka lebih tertarik kepada faktor manusianya. Itu dua hal berbeda. Kalau temannya menasihati, Franz itu kan naif. Kafka membalas, jangan merendahkan mereka. Mereka itu lebih banyak tahu dari yang orang duga. Karena di dalam terapi alternatif alam itu kadang dicampuri semacam sekte agama. Baginya hal itu tidak masalah. Di sisi lain keteguhannya itu juga sebagai bentuk otoritasnya. Pamannya seorang dokter dan merupakan salah satu perwakilan terapi alam alternatif itu. Pamannya memberitahu untuk masuk ke rehabilitasi ini dan itu. Karena ia tahu ada pengobatan yang konvensional. Pamannya memberi saran, ke mana dia harus lakukan. Itu pertama kali persinggungannya. Ketika dia di sanatorium, tentu saja vegetarian, tidak ada daging. Yang terpenting buat Kafka, makanan itu harus segar sekali. Sayurnya harus langsung diambil dari kebun. Itu yang paling sehat. Kalau daging yang dipotong, tentu tidak baik, juga tak enak, kupikir juga hewannya tersiksa. Ia pernah minta maaf kepada ikan, karena saat makan dengan temannya ada menu ikan.
T:
Benar, itu terjadi di Berlin. Ada anggapan bahwa pecahnya Perang Dunia I itu Kafka sudah meramalkan dan sebab itu ia tulis dalam karyanya dan juga ditulis dalam buku hariannya, bagaimana cerita itu?
RS:
Aku juga mendengar legenda itu. Tetapi itu sebuah legenda. Ia bekerja untuk peristiwa Perang Dunia I itu, ia pegawai asuransi. Austria beranggapan, bahwa perang akan berakhir dalam hitungan kurang dari beberapa minggu. Tetapi itu tak terjadi, karena Rusia ikut andil perang di Austria. Akibatnya begitu banyak korban, banyak luka, banyak pejuang cidera. Begitu banyak korban tuberkulosis, kolera, penyakit psikis dan trauma. Ribuan korban datang ke Praha dari Austria. Pihak kementerian bilang, korban perang ini harus diurus karena ada asuransi. Akibatnya Kafka harus kerja lembur dan memberi menyuluhan kepada para korban. Seorang tentara lengannya ditembak, hanya punya satu lengan, bagaimana dengan korban ini, apakah dia tetap bisa dipekerjakan? Apakah orang itu perlu diberi santunan uang, bagaimana dengan korban yang sakit kolera dan tuberkulosis? Waktu itu tidak cukup tersedia sanatorium. Kafka juga bekerja pada komisi tuberkulosis. Kafka tahu persis dan dengan jeli ditulis. Ia lebih tahu dari masyarakat pada umumnya. Orang yang membaca koran, tak mendapatkan informasi terburuk. Berapa orang yang terkena penyakit, apa dan bagaimana saja penyakitnya. Kafka melihat sendiri di tempat kerjanya. Ia tahu sekali. Ia berbicara langsung dengan korban. Sebuah anggapan yang salah besar, bahwa Kafka tak tahu masalah perang atau tak tertarik tema perang. Ia harus tahu, karena pekerjaannya. Bahkan Kafka banyak tahu rahasianya, sedang yang lain tak tahu. Misalnya, ada pasien yang diterapi memakai setrom listrik. Itu sebuah menyiksaan: Pada konteks sekarang bisa dianggap sebagai tindak penyiksaan. Kejadian seperti itu tak akan dimuat koran. Dilarang diberitakan. Kafka juga dilarang membicarakan model terapi seperti itu. Banyak sekali dampak konskwensi perang. Sebab itu legenda itu harus ditaruh di kepala. Tak ada artinya. Sebab itu ada baiknya jika membaca arsip pada asuransi. Juga karya Kafka selain dokumen dari asuransi. Data itu penting.
T:
Terima kasih dan sampai jilid dua dan tiga berikutnya.
*Sumber youtube: Akadem
Comment Franz est devenu Kafka, avec Reiner Stach
Wawancara dalam bahasa Jerman dan pewawancara beraksen keras bahasa Prancis.
*Alihbahasa oleh Sigit Susanto, 25 Mei 2025.
BIODATA
Sigit Susanto lahir di Kendal, 21 Juni 1963. Karya-karyanya antara lain Sosialisme di Kuba (2004), Pegadaian (novel; 2004), Menyusuri Lorong-Lorong Dunia 1 (2005), Menyusuri Lorong-Lorong Dunia II (2008), Menyusuri Lorong-Lorong Dunia III (2012), Kesetrum Cinta (2016), Jejak-Jejak yang Tertinggal (puisi, 2023), Si Bolang dari Baon (novel, 2024). Ia juga menerjemahkan beberapa karya sastra dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia, seperti: Proses karya Franz Kafka (2016), Surat untuk Ayah karya Franz Kafka (2016), Metamorfosis karya Franz Kafka (2018), Percakapan dengan Kafka karya Gustav Janouch (2018), Novelet Catur karya Stefan Zweig dalam proses penerbitan).