IRONIS: Penampakan gambar tebing di Uluwatu, Kuta Selatan, Badung dibelah hingga bebatuan kapur menutupi pantai di bawahnya. Lokasi tersebut disebut-sebut akan dijadikan akomodasi pariwisata.
BADUNG, Balipolitika.com– Tri Hita Karana hanya manis saat diucapkan, namun faktanya eksploitasi masif terus berlangsung di Provinsi Bali, khususnya Kabupaten Badung.
Eksploitasi gila-gilaan teranyar tersebut salah satunya diunggah oleh akun Instagram @therahayuproject, Jumat, 17 Mei 2024.
Lewat video yang ditayangkan tampak tebing di Uluwatu, Kuta Selatan, Badung dihancurkan, ditebas, dipotong-potong hingga bebatuan kapur menutupi pantai di bawahnya.
“Bali, how much is too much? New hotel bulldozers destroy Uluwatu Cliff. Profit over nature? Bali, how much is too much?” tulisnya.
Kalimat ini mengandung makna dan pesan mendalam serta sindiran yang mengarah pada pertanyaan apakah kerusakan di Bali selama ini belum cukup di mana uang diposisikan lebih terhormat dibandingkan kelestarian lingkungan.
“Literally destroying Bali. Benar-benar menghancurkan Bali,” tulis @sierrandersin menandai @amaliluxuryresidence dan @mirahgroup.
Di sisi lain, para pejabat di Bali sangat fasih mengucapkan istilah Tri Hita Karana. Para pejabat juga kerap kali koar-koar pembangunan di Bali mengutamakan kelestarian alam.
Salah satunya adalah visi pembangunan Provinsi Bali, yakni “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang dibangga-banggakan sebagai warisan leluhur, tetua, dan penglingsir di Bali dengan tujuan untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. (bp/ken)