Informasi: Rubrik Sastra Balipolitika menerima kiriman puisi, cerpen, esai, dan ulasan seni rupa. Karya terpilih (puisi) akan dibukukan tiap tahun. Kirim karya Anda ke [email protected].

Pendidikan

Lestarikan Bahasa Bali, Koster: Kalau di Rumah Jangan Pakai Mami Papi

JAGA BAHASA BALI: Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster dalam sambutan di final Lomba Cerdas Cermat (Utsawa Widya Tarka) Susastra Bali Tahun 2021, Senin (14/6/2021) pagi.

 

DENPASAR, BaliPolitika.Com– Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Provinsi Bali memiliki komitmen nyata dalam rangka merawat dan memelihara susastra Bali.  Tak main-main, dalam Final Lomba Cerdas Cermat (Utsawa Widya Tarka) Susastra Bali Tahun 2021 yang digelar di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Bali, Senin (13/6/2021) pagi, Ketua DPD PDIP Bali sekaligus Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan total hadiah bagi siswa, yakni Rp 32,5 juta rupiah. Masing-masih Rp 15 juta untuk jenjang SMA/SMK/MA dan masing-masing Rp 10 juta dan Rp 7,5 juta untuk jenjang SMP dan SD.

Jelasnya, Lomba Cerdas Cermat (Utsawa Widya Tarka) Susastra Bali Tahun 2021 merupakan salah satu bentuk implementasi Visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” serta implementasi Perda Bali Nomor 1 Tahun 2018 dan Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018.  Lomba ini bertujuan meningkatkan literasi generasi muda krama Bali dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, yaitu berkualitas dan berintegritas: bermutu, profesional dan bermoral, serta memiliki jati diri kokoh berbasis nilai kearifan lokal Bali yang dikandung dalam bahasa, aksara, dan sastra Bali.

Koster menyebut Provinsi Bali memiliki akar budaya yang luar biasa. Tidak ada yang bisa menyaingi di dunia karena budaya tersebut terkait erat dengan pola hidup masyarakat sehari-hari. “Ini kekuatan kita yang harus dijaga dan dirawat bersama. Yang menurut catatan tiang sendiri, belum ada parpol yang melaksanakan acara seperti ini. Bahkan Pemerintah Daerah Provinsi Bali saja belum. Langkah partai politik lebih cepat dari birokrasi. Ini menjadi ideologi partai yang selalu diingatkan oleh Ibu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri,” ungkapnya.

Mengapa lomba susastra Bali? Koster menegaskan pihaknya memiliki kekhawatiran melihat perkembangan ekosistem digital yang berkembang sangat pesat dan tantangan masyarakat yang semakin tinggi. Di luar itu, peserta didik juga wajib menggunakan Bahasa Indonesia di ruang akademik. Lebih-lebih di saat masuk dunia kerja mereka juga harus menguasai berbagai bahasa asing, baik Bahasa Inggris, Jepang, Mandarin, Korea, dan lain-lain. Intinya, ruang berbahasa Bali yang sesuai dengan tata titi (aturan baku, red) semakin sempit.

“Jangan sampai Bahasa Bali ditinggalkan atau punah. Bahasa Bali adalah warisan adiluhung leluhur kita. Kita boleh dan harus pandai berbahasa Inggris dan lain-lain, namun tetap harus menjaga jati diri kita sebagai orang Bali dengan berbahasa Bali. Jangan lupa sama dadong, kaki, buyut, meme, bapa. Kalau di rumah jangan pakai mami papi. Di rumah cukup nanang, gus. Kalau di kantor boleh, kalau di rumah harus tetap menggunakan Bahasa Bali,” pesannya. (tim/bp)

Berita Terkait

Baca Juga
Close
Back to top button

Konten dilindungi!