TAK TERBELI: Berdiri megah sejak tahun 2022, Gedung F1 RSD Mangusada yang rencananya difungsikan untuk pelayanan klinik onkologi terpadu, kemoterapi, dan rawat inap belum bisa berfungsi maksimal karena tak bisa beli alat.
BADUNG, Balipolitika.com– Berapi-api I Nyoman Giri Prasta berjanji akan menyuntik Kabupaten Buleleng sebesar Rp500 miliar rupiah berbekal Penghasilan Asli Daerah (PAD) Badung melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Badung Tahun Anggaran 2025 saat berkampanye serangkaian Pilgub Bali 2024 di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Minggu, 29 September 2024.
“Jika terpilih, minimal Rp500 miliar PHR Kabupaten Badung tiang akan berikan kepada Kabupaten Buleleng,” ujar I Nyoman Giri Prasta didampingi Calon Gubernur Bali Wayan Koster.
Sebagaimana diketahui, janji ini diucapkan I Nyoman Giri Prasta setelah sebelumnya pada Sabtu, 21 September 2024 membagikan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) yang bersumber dari APBD Badung sebesar Rp128 miliar dan hibah Rp67 miliar.
Ironisnya, BKK, hibah, dan janji Rp500 miliar itu diucapkan pada saat rencana pengembangan layanan onkologi terpadu di Rumah Sakit Daerah (RSD) Mangusada, Kabupaten Badung tak kunjung kelar dengan dalih tidak ada uang padahal anggaran yang dibutuhkan untuk pengadaan alat radioterapi hanya Rp180 miliar; jauh lebih kecil jumlahnya dibandingkan janji I Nyoman Giri Prasta kepada masyarakat Buleleng.
Penting diketahui publik, Gedung F RSD Mangusada merupakan salah satu dari tiga gedung proyek multiyear rumah sakit yang dibangun sejak akhir 2018, namun meski sudah berdiri kokoh sejak tahun 2022, hingga kini belum bisa beroperasi karena belum ada alat.
Gedung F1 ini rencananya difungsikan untuk pelayanan klinik onkologi terpadu, kemoterapi dan rawat inap.
Gedung tersebut juga bakal difungsikan untuk layanan kemoterapi, rawat inap-sal anak, hingga ruang rehab kesehatan jiwa.
Kepada awak media, pada bulan April 2024, Direktur RSD Mangusada I Wayan Darta mengatakan pihaknya masih menunggu waktu hingga 2025.
Dengan kata lain, usulan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung terkait pengadaan alat radioterapi baru dengan anggaran mencapai Rp180 miliar baru bisa dilakukan tahun depan alias tahun 2025.
“Untuk pengembangan layanan onkologi terpadu, beberapa waktu lalu kami nge-desk (membahas) dengan Bappeda. Rencananya memang bakal dianggarkan di 2025, langsung beli dua alat,” kata Wayan Darta, Jumat, 19 April 2024 silam.
Sebelumnya, pada awal Februari 2024, jajaran RSD Mangusada menggelar audiensi dengan Ketua DPRD Kabupaten Badung Putu Parwata membahas sebuah proposal untuk menjadikan RSD Mangusada sebagai rumah sakit unggulan di Bali.
Kepada awak media yang hadir, Putu Parwata menyebut beberapa item yang disampaikan kepada DPRD Badung termasuk kebutuhan alat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan.
Menurut Parwata, prioritas utama adalah radioterapi yang sangat dibutuhkan sebagai alat yang cepat, dikarenakan banker sudah ada, sejak tiga tahun lalu atau 2021.
“Hal ini kami sarankan untuk segera mengeksekusi dengan KSO yang keuntungannya pelayanan lebih cepat daripada menunggu pembahasan APBD, karena harus melalui mekanisme yang dijalankan, yaitu pembahasan di APBD Badung Induk 2025 dan APBD Badung Perubahan 2024,” terangnya.
Mengingat, diperlukan waktu yang panjang, sehingga Putu Parwata memberikan saran demi pelayanan kesehatan dilakukan melalui KSO.
Sementara, sarana prasarana lainnya yang tidak mengganggu pelayanan kesehatan diusulkan dalam APBD.
“Jadi, kami di Pemerintahan Kabupaten Badung akan selalu mendorong bagaimana kinerja dan pelayanan rumah sakit serta alat-alatnya bisa lebih bagus dan lebih maju,” paparnya.
Tak hanya itu, Putu Parwata juga mendorong RSD Mangusada ini menjadi Rumah Sakit Unggulan di Bali, dikarenakan pihaknya sudah menjadikan sebagai Rumah Sakit Pendidikan serta pengembangan di daerah kecamatan lainnya sudah ada, seperti Petang dan Abiansemal.
“Jadi, kita fokus pelayanan yang terbaik di Mangusada ini,” tandasnya.
Meski demikian, pengembangan pelayanan kesehatan juga mengalami kendala terkait sarana dan prasarana yang dibutuhkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Ada yang dibutuhkan alat dalam jangka pendek, yaitu tadi supaya pelayanan kepada masyarakat, khususnya masalah penanganan kanker bisa selesai segera dieksekusi dengan KSO (kerja sama operasi, red) alatnya, radioterapi ini. Jadi, yang mana menyangkut pelayanan, kita dorong ke KSO dan yang bisa ditangani oleh APBD, kita tangani secara APBD, karena itu perlu waktu pembahasan,” paparnya.
Mengenai alat yang disupport lewat APBD, Putu Parwata menyebutkan beberapa alat kesehatan yang memang sudah perlu direhab, kemudian pengembangan pelayanan yang lainnya dan sarana fasilitas kenyamanan dari pelayanan kesehatan. Sementara, KSO untuk radioterapi dianggarkan sebesar Rp 105 miliar.
“Alat-alat itu kita dorong, seperti KSO untuk radioterapi segera dieksekusi supaya pelayanan lebih cepat dan juga support melalui APBD, tapi kita tunggu proposal dari RSD Mangusada, lalu kita lakukan pembahasan rapat kerja bersama pemerintah,” pungkas Parwata. (bp/ken)