DENPASAR, Balipolitika.com- Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 kembali membuktikan diri sebagai perhelatan budaya terbesar dan paling hidup di Indonesia.
Tahun ini, sebanyak 20.089 seniman dari seluruh penjuru Bali turun gunung, mempersembahkan karya-karya seni terbaiknya dalam rentetan agenda PKB yang digelar selama satu bulan penuh, mulai 21 Juni hingga 19 Juli 2025.
Para seniman ini berasal dari 517 lembaga seni, baik sanggar maupun sekaa, yang dengan antusias menampilkan kekayaan seni dan budaya Bali.
Skala partisipasi ini mencerminkan tidak hanya semangat berkesenian masyarakat Bali, tetapi juga keberhasilan pemerintah daerah dalam menjaga denyut nadi budaya agar terus hidup di tengah arus modernisasi.
Gubernur Bali, Wayan Koster, menyebut jumlah tersebut sebagai pencapaian luar biasa yang menandai semakin kuatnya identitas budaya Bali di era global.
“Jumlah seniman yang terlibat tahun ini mencapai lebih dari 20.089 ribu orang. Ini menunjukkan budaya di Bali bukan sekadar pelengkap, tapi menjadi nafas utama kehidupan masyarakatnya,” katanya saat membuka PKB ke-47 di Denpasar.
Lebih lanjut, Gubernur Koster menegaskan pentingnya menjaga kesinambungan budaya Bali dengan dukungan penuh dari desa adat, komunitas, dan generasi muda.
“Kalau potensi seni di desa adat diangkat semua, jumlahnya bisa mencapai jutaan. Karena memang gen orang Bali adalah gen budaya. Hidupnya dari budaya. Dan budaya itu tidak boleh mati, harus terus dihidupkan,” lanjutnya.
Keterlibatan puluhan ribu seniman dalam PKB ke-47 tidak hanya menciptakan panggung seni yang megah, tetapi juga memperlihatkan semangat gotong royong dan kesadaran kolektif masyarakat Bali untuk menjaga warisan budaya.
Dari seni tari, tabuh, rupa, sastra, hingga pertunjukan kolaboratif, semua terangkai dalam satu ikatan spiritual dan estetik khas Bali.
Peningkatan kualitas dan kuantitas PKB dari tahun ke tahun, termasuk tahun ini, juga menunjukkan keberhasilan strategi kebudayaan Pemerintah Provinsi Bali yang tidak sekadar menampilkan pertunjukan, tetapi membangun ekosistem seni yang berkelanjutan.
PKB kini bukan hanya pesta budaya, tetapi juga ruang konsolidasi identitas, penguatan ekonomi kreatif, dan diplomasi kultural Bali kepada dunia. (bp/jk/ken)