DUNIA, Balipolitika.com – Berdasarkan informasi terkini, Iran akhirnya meluncurkan rudal balistik ke Israel. Hubungan dua negara kian memanas.
Sebenarnya yang terjadi adalah sebaliknya, yakni Israel yang melakukan serangan terhadap Iran lebih dahulu pada 13 Juni 2025, dengan nama sandi “Operasi Singa Bangkit”.
Serangan ini menargetkan fasilitas nuklir, instalasi militer, dan kediaman pribadi pejabat tinggi Iran.
Iran kemudian membalas serangan ini dengan meluncurkan rudal balistik dan pesawat nirawak ke arah Israel.
Beberapa target serangan Israel di Iran antara lain:
– Fasilitas Nuklir: Natanz, Khondab, dan Khorramabad
– Instalasi Militer: Pangkalan militer dan kediaman pejabat tinggi
– Korban: Lebih dari 224 orang tewas dan 1.277 luka-luka menurut laporan Iran
Serangan ini memicu reaksi internasional, dengan beberapa negara seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok memberikan komentar terkait kejadian ini.
Hal ini yang kemudian menjadi ketakutan, memicu perang dunia ketiga. Walaupun masing-masing negara adidaya masih berkompromi dan menahan diri.
Iran mengirimkan Rudal Sejjil ke Israel. Rudal balistik ini memiliki spesifikasi panjang sekitar 18 meter, diameter 1,25 meter, berat 23.600 Kg saat peluncuran.
Muatan hulu ledak 700 Kg hingga 1.000 Kg, tergantung varian. Jangkauan antara 2.000 hingga 2.500 Km, bahkan mencapai 2.900 Km dalam kondisi pengujian tertentu.
Kecepatan mencapai Mach 12-13 atau sekitar 14.000-15.000 Km/jam, saat memasuki atmosfer. Bahan bakar, menggunakan bahan bakar padat, memungkinkan waktu reaksi cepat dan mobilitas tinggi.
Kemampuan dapat melakukan manuver dan memiliki akurasi signifikan, membuat rudal ini sulit dalam pencegatan atau pelumpuhan sebelum peluncuran.
Rudal Sejjil menjadi salah satu senjata andalan Iran, dalam menghadapi potensi ancaman dari luar negeri, terutama dari Israel dan negara-negara Barat.
Rudal ini sebagai bagian dari sistem pertahanan nasional Iran, dan sebagai salah satu rudal paling canggih milik Iran.
Alasan serangan Israel terhadap Iran, adalah sebagai berikut:
– Program Nuklir Iran: Israel khawatir bahwa Iran akan mengembangkan senjata nuklir dan mengancam keberadaan Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Iran memiliki program nuklir yang ambisius dan dapat memproduksi uranium yang cukup untuk membuat 15 senjata nuklir dalam beberapa hari.
– Ancaman terhadap keamanan Israel: Israel merasa bahwa program nuklir dan rudal balistik Iran merupakan ancaman langsung terhadap keamanannya. Oleh karena itu, Israel melakukan serangan untuk mencegah Iran menjadi lebih kuat dan mengancam keberadaannya.
– Upaya pencegahan: Israel mengklaim bahwa serangannya adalah upaya pencegahan untuk menghentikan Iran mengembangkan senjata nuklir dan mengurangi ancaman terhadap Israel.
Reaksi Internasional:
– Kondemnasi: Banyak negara, termasuk Bolivia, Brasil, Cina, dan Rusia, mengutuk serangan Israel terhadap Iran.
– Dukungan: Sementara itu, beberapa negara seperti Jerman dan Amerika Serikat mendukung tindakan Israel, dengan menyatakan bahwa Iran harus setuju pada perjanjian nuklir untuk mengurangi ketegangan.
– Seruan untuk de-eskalasi: Banyak negara, termasuk Kanada, Perancis, dan Inggris, menyerukan agar kedua belah pihak mengurangi ketegangan dan mencari solusi damai.
Ketakutan Perang Dunia Ketiga
Apakah perang dunia ketiga akan terjadi?
Banyak pakar dan analis membahas kemungkinan ini, karena meningkatnya ketegangan geopolitik global. Beberapa faktor yang memicu kekhawatiran ini adalah:
– Konflik di Laut China Selatan: Ketegangan antara China dan beberapa negara Asia Tenggara, seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei, terkait tuntutan wilayah laut yang strategis dan kaya sumber daya alam.
– Perang Rusia-Ukraina: Konflik ini telah membangkitkan kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya konflik yang lebih besar, terutama dengan keterlibatan NATO.
– Perlombaan senjata nuklir: Banyak negara memiliki senjata nuklir, sehingga meningkatkan risiko perang nuklir jika ketegangan antara negara-negara tersebut meningkat.
Beberapa ahli memprediksi bahwa perang dunia ketiga bisa terjadi, dalam beberapa tahun ke depan, tetapi tidak ada tahun yang tepat untuk kejadian ini.
Sebuah survei di Inggris menunjukkan, bahwa lebih dari separuh rakyat percaya bahwa perang besar ini akan terjadi dalam 5 atau 10 tahun ke depan.
Namun, bahwa masih ada upaya diplomatik dan perjanjian internasional yang bertujuan mencegah perang besar, seperti Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) dan Perjanjian Kawalan Senjata Nuklear.
Oleh karena itu, meskipun ada kemungkinan perang dunia ketiga, masih ada harapan untuk mencegahnya melalui diplomasi dan kerja sama internasional. (BP/OKA)