BULELENG, Balipolitika.com– Gara-gara arak Bali, Gede Boy tega menghabisi nyawa rekannya, Nyoman Sukasna alias Nyoman Kana yang bertandang ke rumahnya di Banjar Dinas Kelodan, Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Rabu, 18 Juni 2025.
Nyawa Nyoman Sukasna asal Banjar Dinas Kajanan, Desa Madenan, Kecamatan Tejakula berakhir di pisau jenis pengutik sepanjang 20 sentimeter milik Gede Boy (49 tahun) yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Dikonfirmasi, Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika membenarkan insiden pembunuhan yang diduga dipicu minuman beralkohol jenis arak Bali ini.
Adapun kronologis peristiwa berdarah ini dimulai pada Selasa, 17 Juni 2025 pukul 16.00 Wita saat korban Nyoman Sukasna main ke rumah Gede Boy di Banjar Dinas Kelodan.
Korban yang tiba di rumah pelaku sudah dalam kondisi setengah mabuk kemudian bermain domino alias medom dengan kesepakatan siapa kalah minum arak Bali.
Kemudian pukul 16.10 Wita, datang paman pelaku bernama Pak Goyang ikut bermain domino.
Selang beberapa menit, orang tua pelaku bernama Nyoman Darmada ikut bermain domino.
Meski main domino berempat, hanya Gede Boy dan Nyoman Sukasna yang sepakat jika kalah minum arak Bali.
Satu setelah jam berlalu, sekitar pukul 17.30 Wita, Nyoman Darmada dan Pak Goyang berhenti main domino lantaran harus mendahului pulang.
Tinggallah di lokasi itu hanya Gede Boy dan Nyoman Sukasna dengan kesepakatan siapa kalah minum arak.
Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 21.00 Wita dan permainan domino antara korban dan pelaku masih terus berlangsung.
Sial bagi Nyoman Sukasna alias Nyoman Kana, ia terus-menerus mengalami kekalahan beruntun sehingga secara beruntun harus menenggak arak.
Tak terima terus kalah, tiba-tiba Nyoman Sukasna mengambil pisau ke dapur lalu menusuk Gede Boy hingga mengenai tangan kirinya.
Adu fisik tak terhindarkan, Gede Boy dan Nyoman Sukasna pun berebut pisau hingga Nyoman Sukasna berhasil membenturkan kepala Gede Boy ke tembok berujung robek.
Tak ingin mati konyol, Gede Boy akhirnya berhasil merebut pisau pengutik dari tangan Nyoman Sukasna dan secara spontan langsung menusukkan benda tajam itu ke dada bagian kiri berkali-kali hingga korban jatuh bersimbah darah.
Sadar lawannya terkapar, Gede Boy malah pergi ke kamar lalu tertidur.
Selang beberapa jam kemudian, kira-kira Rabu, 18 Juni 2025 pukul 01.00 Wita, Gede Boy terbangun dari tidur dan mengecek kondisi Nyoman Sukasna menggunakan kaki.
Hasilnya, Nyoman Sukasna tidak bergerak sama sekali hingga membuat Gede Boy panik luar biasa dan melempar pisau yang digunakannya untuk menikam korban ke kebun kakao di sebelah rumahnya.
Berusaha menenangkan diri, akhirnya Gede Boy melaporkan peristiwa itu ke Kelian Adat Desa Adat Madenan yang bernama Komang Murdiartono.
Terkejut dengan pengakuan Gede Boy, sang kelian adat langsung menuju rumah Gede Boy.
Sebelum tiba di TKP, keduanya mendatangi Made Suparna yang kemudian menghubungi Bhabinkamtibmas Desa Madenan.
Selanjutnya pukul 01.45 Wita, Bhabinkamtibmas ke rumah saksi Made Suparna di Banjar Dinas Kajanan, Desa Madenan menanyakan peristiwa yang terjadi dan didapati pengakuan bahwa memang benar Gede Boy membunuh Nyoman Sukasna di rumahnya, Banjar Dinas Kelodan, Desa Madenan menggunakan pisau pengutik.
Bergegas ke TKP, Bhabinkamtibmas Desa Madenan menemukan korban Nyoman Sukasna tergeletak bersimbah darah dalam keadaan meninggal dunia dan endingnya, Gede Boy pun digiring ke Polsek Tejakula.
Pada Rabu, 18 Juni 2025 pukul 03.30 Wita dini hari, Kapolsek Tejakula, AKP Komang Sudarsana bersama piket UKL Polsek Tejakula langsung memimpin langsung olah TKP peristiwa perkelahian yang mengakibatkan korban meninggal dunia di Banjar Dinas Kelodan Desa Madenan, Kecamatan, Tejakula Kabupaten Buleleng.
“Kasus ini ditangani Sat Reskrim Polres Buleleng, untuk proses hukum baik penyelidikan maupun penyidikan lebih lanjut,” ungkap Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Darma Diatmika. (bp/ken)